Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi peristiwa walk out-nya delegasi RI dari forum konferensi tingkat tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, Rabu (23/8).
Perwakilan RI di acara tersebut dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Manury. Mereka walk out atau keluar dari forum saat pemimpin Papua Barat dan Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda, hendak menyampaikan pidato.
Juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah dalam pernyataannya, Kamis (24/8), menyebut, delegasi Indonesia keluar dari forum karena tidak mengakui Benny Wenda.
“Dalam praktik diplomasi, walk out adalah satu kelaziman. Itu mengekspresikan berbagai hal. Ini karena Pemerintah RI tidak mengakui ULMWP,” kata Faizasyah.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Ia menilai sikap tersebut normal dalam forum internasional. Faizasyah lantas mencontohkan, negara-negara Barat walk out saat pihak Rusia berbicara dalam PBB karena tidak setuju invasi di Ukraina.
“Ini pilihan yang sangat bisa dimaklumi dan saya rasa akan banyak diapresiasi publik,” kata Faizasyah.
ULMWP, organisasi separatis Papua yang dipiimpin Benny Wenda, selama ini berstatus observer di MSG dan ingin menjadi anggota penuh MSG.
MSG atau Melanesian Spearhead Group dibentuk pada 1988 di Port Villa, Vanuatu, negara di Oseania, sebelah timur Pulau Papua. Indonesia menjadi anggota dari negara-negara beretnis Melanesia, karena Indonesia, terutama di Indonesia timur, terdapat 13 juta warga Melanesia. (L/RE1/P2)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Mi’raj News Agency (MINA)