Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demi Kemanusiaan, Prihadi Rela Meninggalkan Pekerjaan

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - Ahad, 14 Juli 2024 - 01:39 WIB

Ahad, 14 Juli 2024 - 01:39 WIB

38 Views

Priyadi (33) memulai bisnis setelah keluar dari perusahaan tempat ia bekerja (foto: MINA/Arif)

Bagaimana perasaan Anda, jika Anda bekerja di sebuah perusahaan, namun ternyata perusahaan itu membantu pihak-pihak yang memerangi saudara-saudara Anda?

Apakah terbayang dalam benak Anda, apabila Anda membantu sebuah perusahaan, tetapi ternyata, perusahaan itu menyumbangkan dana kepada orang-orang yang membunuh anggota keluarga Anda?

Apa jadinya, apabila berjuang keras membantu sebuah perusahaan, namun ternyata, sebagian dari keuntungan perusahaan untuk membeli senjata digunakan menyerang, mengusir dan merampas tanah milik orang-orang yang Anda cintai?

Tentu hal itu sangat menyedihkan dan menyayat hati Anda bukan?

Baca Juga: Passion

Perasaan itulah yang dirasakan oleh Priyadi (33) seorang pemuda asli Surabaya, Jawa Timur, yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional terafiliasi dengan Zionis Israel. Ia membaca di beberapa media, ternyata perusahan tempat ia bekerja sudah lama menyokong dana kepada Zionis Israel.

Ia geram ketika melihat pasukan Zionis Israel melakukan agresi ke Gaza, Palestina. Mereka membunuh puluhan ribu warga tak berdosa, menghancurkan masjid, gereja, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya.

Perasaannya berkecamuk, hatinya gelisah, pikirannya risau, ketika melihat saudara-saudaranya di Palestina di bombardir Zionis Israel, sementara perusahaan tempat ia bekerja mendukung dan memberikan bantuan finansialnya besar-besaran kepada pasukan yang tak memiliki rasa kemanusiaan itu.

Meskipun Priyadi sudah mendapat gaji lumayan besar, sudah mengabdi bertahun-tahun di perusahaan tersebut, namun, demi rasa kemanusiaan, demi solidaritas, ia memutuskan untuk resign, berhenti dari pekerjaannya, keluar dari perusahaan tersebut.

Baca Juga: Tebar Tuai

Gayung bersambut, ternyata keputusannya untuk keluar dari perusahaan itu ternyata mendapat dukungan penuh dari keluarga tercinta, orang tua, mertua dan orang-orang di sekitarnya. Mereka mendukung langkah Priyadi yang terbilang berani, mengambil resiko tinggi. Hidup seadanya, tidak lagi mendapat gaji.

Kendati ia harus kehilangan pekerjaan, berkurang penghasilan, dan harus mencari mata pencaharian baru, namun dengan kebulatan tekad, kemauan yang kuat, semangat membara, Priyadi yang sudah memiliki dua putri itu siap memulai usaha, mulai dari nol.

Merintis Bisnis

Memulai bisnis baru, kebiasaan baru, lingkungan kerja baru, tantangan baru dan segala hal yang baru ia jalani dengan penuh rasa syukur. Meski sulit dan berat, namun ia yakin dengan hal itu akan membuatnya hidup tenang, tentram dan damai.

Baca Juga: LPPOM Beri Tanggapan soal Perubahan Wajib Halal bagi UMK dan Produk Impor

Priyadi yakin, Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan menolongnya. Rezekinya tidak akan habis sebelum sampai masa ajalnya. Suratan takdir yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz pasti akan berjalan sesuai dengan izin dan kehendak-Nya.

Ia tidak khawatir sama sekali dengan berkurangnya penghasilan dan hilangnya pekerjaan. Baginya, rezeki sudah tertakar, tidak akan hilang atau tertukar hanya karena berhenti bekerja.

Atas saran dari rekan-rekan pengajiannya di desa Sukolegok, Sidoarjo, Jawa Timur, tempat ia tinggal saat ini, ia merintis bisnis furnitur dan kerajinan interior kecil-kecilan. Ia mengajak para pemuda di sana untuk berkolaborasi, membuat produk-produk seperti meja, kursi dan kebutuhan interior rumah atau warung usaha.

Untuk kerajinan, ia menyulap kayu jati belanda menjadi jam dinding cantik dengan motif Masjidil Aqsa, gantungan kunci dengan pernak-pernik Islami, dan aksesoris lainnya bernuansa perjuangan Palestina. Melalui bisnis yang digeluti itu, ia meniatkan untuk berdakwah, membantu sosialisasi masalah perjuangan Palestina dan pembebasan Masjidil Aqsa kepada masyarakat di sekitarnya.

Baca Juga: Jangan Mengeluh

Priyadi memasarkan produk-produknya melalui media sosial. Akun instagram miliknya bernama Ibra-Collection.furnitur. Di sana ia menawarkan, bagi siapa yang ingin mempercantik rumahnya, ia bisa membantu merancangnya, dengan kualitas terbaik, harga bersaing.

Para pembeli yang sudah bertranskasi dengan Priyadi merasa puas, lalu menceritakannya kepada rekan-rekan bisnisnya. Walhasil, sudah banyak warga sekitar, maupun dari luar kota yang mengenal bisnisnya dan melakukan transaksi. Begitulah seterusnya.

Meski awalnya cukup sulit, penghasilan yang belum pasti, namun dengan usaha barunya itu, Priyadi menemukan ketenangan hati, ketentraman jiwa, tidak dihantui rasa bersalah.

Selain berwirausaha, Priyadi saat ini juga aktif membantu dakwah dan pengajian masjid di dekat tempat ia tinggal. Ia juga aktif membantu kelancaran dakwah dengan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk perjuangan.

Baca Juga: Networking dalam Ajaran Islam

Tidak lupa ia juga berdonasi untuk membantu perjuangan bangsa Palestina. Jika ada kegiatan sosialisasi tentang Palestina di wilayah sekitarnya, ia sangat antusias hadir dan menyukseskan acaranya.

Priyadi berharap, perjuangan dan dakwahnya dalam membela Palestina juga dapat diteruskan oleh putra-putrinya dan generasi muda, khususnya di Indonesia dan juga di negeri-negeri lainnya.

Baginya membantu Palestina adalah urusan kemanusiaan. Setiap orang yang memiliki hati nurani, pasti akan tergerak hatinya untuk membantu Palestina. Sedangkan membantu pembebasan Al-Aqsa adalah panggilan agama, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk menjaga masjid dari orang-orang yang hendak merusak dan merobohkannya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komunikasi

Rekomendasi untuk Anda