Di Sinilah Warga Palestina dan Israel Bersatu

Hampir 8.000 dan Palestina bergabung dalam upacara di Hayarkon Park, Tel Aviv, Selasa, 17 April 2018. (Foto: Rami Ben-Ari/Combatants for Peace)

Selasa malam, 17 April 2018, hampir 8.000 warga Israel dan Palestina bergabung sebagai keluarga yang berduka di Hayarkon Park, Tel Aviv. Mereka melakukan sebuah upacara Hari Peringatan untuk mengenang para korban dari perseteruan kedua bangsa.

Acara ini diadakan oleh organisasi “Kombatan untuk Perdamaian” dan “Keluarga Palestina dan Israel yang Ditinggalkan untuk Perdamaian”.

Dua pembawa acara – satu orang Israel dan satu Palestina – mengawali malam itu dengan memuji keputusan Pengadilan Tinggi Israel yang sebelumnya telah memerintahkan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman memberi izin masuk kepada 90 asal Tepi Barat untuk menghadiri upacara.

Namun, para pembawa acara mengungkapkan bahwa tidak semua orang Palestina mampu hadir, karena izin dari Kementerian Pertahanan diberikan terlambat.

Tiga klip video pendek dari calon peserta Palestina diputar yang berbicara kepada orang banyak dari kota-kota di Tepi Barat.

“Pendudukan itu tidak memberi saya izin untuk menghadiri upacara, tetapi saya tidak perlu izin untuk mengatakan bahwa saya berdiri bersama Anda semua di sana dan menjadi mitra Anda dengan harapan,” kata seorang warga Palestina dari salah satu video.

Menurut penyelenggara, sebanyak 7.800 orang menghadiri acara tersebut.

Penentangan aktivis sayap kanan

Upacara Hari Peringatan itu telah dikecam oleh Menteri Pertahanan.

Sementera di luar lapangan berpagar di Hayarkon Park, sekitar 150 aktivis sayap kanan memprotes upacara tersebut.

Demonstran membakar bendera Palestina, melemparkan penghinaan kepada para hadirin saat mereka tiba. Secara singkat mereka meneriakkan “Kematian bagi Orang Arab.”

Penyelenggara acara Hari Peringatan bersama itu juga melaporkan sejumlah “contoh kekerasan” yang terjadi di luar tempat upacara. Para demonstran sayap kanan “melemparkan batu dan botol” kepada peserta.

Namun polisi telah membubarkan para pengunjuk rasa.

Demonstrasi itu diselenggarakan oleh partai Otzma Yehudit.

Di antara para pengeras suara di upacara, samar-samar suara aktivis Benzi Gopstein dan Itamar Ben-Gvir dapat terdengar teriakannya dari megafon selama setengah jam pertama upacara.

Sejumlah pengunjuk rasa bahkan berhasil menerobos perimeter masuk ke kompleks luar ruangan, tetapi ditangkap oleh petugas sebelum mereka dapat mencapai bagian taman tempat upacara diadakan.

Mereka yang ditinggalkan

Pembawa acara dari warga Palestina dan Israel membuka upacara Hari Peringatan di Hayarkon Park, Tel Aviv, Selasa, 17 April 2018. (Foto: Rami Ben-Ari/Combatants for Peace)

Di antara mereka yang hadir dalam acara keluarga Palestina-Israel itu adalah penulis David Grossman dan Amal Abu Sa’ad.

Putra Grossman tewas dalam Perang Lebanon Kedua. Sementara Amal Abu Sa’ad, suaminya  ditembak mati oleh polisi Israel di Desa Badui Umm Al-Hiran di Negev setahun yang lalu. Saat itu mobil yang dikemudikan suaminya menabrak seorang polisi Israel hingga tewas.

Amal memulai pidatonya dengan mengidentifikasi dirinya sebagai seseorang yang “mewakili kompleksitas.”

“Saya termasuk masyarakat Badui, yang merupakan bagian dari masyarakat Palestina, dan saya adalah warga Negara Israel,” katanya.

Amal melanjutkan dengan meratapi perlakuan buruk pemerintah Israel terhadap komunitas Badui dan pembunuhan pasukan keamanan Israel terhadap suaminya.

Pada bagiannya, Grossman segera berbicara tentang “kebisingan” yang terjadi di luar upacara.

Pengarang pemenang Israel Prize itu menegaskan bahwa “tidak ada yang bisa memberi tahu keluarga yang berduka cara bersedih.”

“Jika definisi keluarga yang berduka benar-benar nyata, terimalah cara yang kami sesalkan. Ini adalah cara kami untuk memberi makna pada hilangnya orang yang kami cintai,” katanya.

Grossman kemudian mengecam pemerintah Israel untuk perlakuannya terhadap orang Palestina dan juga pencari suaka asal Afrika.

“Ketika pemerintah Israel mencoba untuk memberlakukan kesepakatan yang meragukan di Uganda dan Rwanda, dan bersedia mempertaruhkan nyawa ribuan pencari suaka dan mengusir mereka ke tempat yang tidak diketahui, tempat ini kurang sebagai rumah bagi saya,” katanya.

Grossman mengumumkan niatnya untuk menyumbangkan setengah dari uang yang dia terima dari penghargaan Israel Prize tahun ini kepada organisasi “Keluarga Palestina dan Israel yang Ditinggalkan untuk Perdamaian” dan Elifelet, sebuah LSM yang didedikasikan untuk membantu anak-anak migran di Tel Aviv selatan.

Orang lain yang juga berbicara pada upacara itu adalah enam perwakilan dari keluarga lain yang berduka. Mereka kehilangan orang-orang terkasih dalam kekerasan sepanjang konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Larangan dan ancaman

Saat-saat sebelum acara, Pengadilan Tinggi menolak larangan Lieberman terhadap 90 orang Palestina yang ingin masuk ke Israel mengikuti acara tersebut.

Menteri Pertahanan mengecam keputusan pengadilan dengan mengatakan itu menciptakan kesetaraan antara “teroris” dan keluarga yang berduka.

Padahal sebelumnya, unit Koordinator Kegiatan Pemerintahan di Wilayah dari Kementerian Pertahanan telah mengatakan kepada Lieberman, orang-orang Palestina yang diundang tidak memberi ancaman keamanan. Unit itu pula yang memberikan mereka izin masuk. Namun, Lieberman telah menolak aplikasi mereka dan mengatakan bahwa layanan bersama Israel-Palestina adalah “selera buruk.”

Beberapa band Israel dan Palestina tampil pula di upacara di sela-sela pidato-pidato. Namun, Channel 10 melaporkan bahwa penyanyi Dana Berger dan Efrat Gosh membatalkan partisipasi mereka dalam program itu di tengah kritik terhadap acara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk mengumumkan keputusannya, Berger mengatakan bahwa dia percaya pada nilai-nilai penyelenggara. Namun, ia pun tidak ingin membuat keluarga Israel yang berduka marah untuk mengekspresikan kekecewaannya karena keputusannya.

Sementara Gosh mengatakan pada Channel 10 bahwa dia mendapat ancaman setelah menyetujui permintaan awal Berger untuk tampil bersamanya.

Selasa itu menandai tahun ke-13 upacara pengenangan diadakan. Warga Palestina dari Tepi Barat menghadiri setiap acara yang dilakukan di tempat terpisah tahun lalu.

Tahun lalu, warga Palestina Tepi Barat yang berencana menghadiri upacara di Tel Aviv justru berkumpul di Beit Jala, dekat Bethlehem. Mereka menonton acara itu di layar televisi. (AT/RI-1/P2)

 

Sumber: tulisan Jacob Magid di Times of Israel.

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.