Doa Mustajab Salat Tahajud

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Allah menjadikan sepertiga malam yang akhir, sekitar antara pukul 03.00 WIB hingga azan Subuh atau sekitar pukul 04.30 WIB, sebagai waktu yang terbaik untuk membaca Al-Quran, belajar ilmu pengetahuan dan mustajab untuk berdoa.

Ini seperti Allah nyatakan di dalam rangkaian ayat-ayat pada awal Surat Al-Muzzamil:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ (١) قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ (٢) نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً (٣) أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً (٤) إِنَّا سَنُلۡقِى عَلَيۡكَ قَوۡلاً۬ ثَقِيلاً (٥) إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ هِىَ أَشَدُّ وَطۡـًٔ۬ا وَأَقۡوَمُ قِيلاً (٦)إِنَّ لَكَ فِى ٱلنَّہَارِ سَبۡحً۬ا طَوِيلاً۬ (٧) وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلۡ إِلَيۡهِ تَبۡتِيلاً۬ (٨)

Artinya: “Hai orang yang berselimut (Muhammad), (1) bangunlah (untuk shalat) di malam hari kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (4) Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. (5) Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat [untuk khusyu’] dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (6) Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang [banyak]. (7) Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (8)” (Q.S. Al-Muzzammil [73]: 1-8).

Adapun mustajabnya seusai salat . Disebutkan di dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Kemudian Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan doanya, siapa yang meminta-Ku akan Aku beri dia, dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni dia.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Beberapa doa di seputar salat tahajud, di antaranya adalah doa iftitah setelah takbiratul ihram:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ أَنْتَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Artinya: “Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mika’il, dan Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui yang gaib dan yang nampak. Engkau yang memutuskan di antara hamba-Mu terhadap apa yang mereka perselisihkan. Berilah petunjuk kepadaku untuk menggapai kebenaran yang diperselisihan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.” (H.R. Muslim).

Setelah salat tahajud, di samping membaca istighfar dan kalimat-kalimat zikir seperti kalimat tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar), tahlil (Laa ilaaha illallah), dan lainnya. Juga dapat dilengkap dengan bacaan doa yang Nabi ajarkan, di antaranya:

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ،

اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

Artinya: “Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Mahabenar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar.

Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan. Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (H.R. Muslim).

Juga yang lainya:

سُبْحَانَ الـمَلِكِ القُدُّوْسِ

Artinya: “Mahasuci Dzat yang Merajai lagi Mahasuci.” (H.R. Abu Dawud).

Disebutkan dalam riwayat Ath-Thabrani adanya tambahan:

رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Artinya: “Tuhan para malaikat dan ar-Ruh”.

Dan, tentu doa dari Al-Quran:

 وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةً۬ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامً۬ا مَّحۡمُودً۬ا (٧٩) وَقُل رَّبِّ أَدۡخِلۡنِى مُدۡخَلَ صِدۡقٍ۬ وَأَخۡرِجۡنِى مُخۡرَجَ صِدۡقٍ۬ وَٱجۡعَل لِّى مِن لَّدُنكَ سُلۡطَـٰنً۬ا نَّصِيرً۬ا (٨٠

Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadat tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (79) Dan berdoalah: “Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah [pula] aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” 80. (Q.S. Al-Isra [17]: 79-80).

Berkaitan dengan doa ini, Qatadah mengatakan, bahwa ayat ini berkaitan dengan “masukkanlah aku dehgan masuk yang benar” maksudnya masuk Madinah saat hijrah. “Dan keluarkan (pula) aku dengan keluar yang benar,” yakni keluar dari kota Makkah.

Al-‘Aufi mengemukakan hal lain dari Ibnu `Abbas, yaitu maksud “Masukkanlah aku dengan masuk yang benar”, bisa dimaknai memasuki kematian. “Dan keluarkan (pula) aku dengan keluar yang benar,“ dimaknai keluar  dari kehidupan setelah kematian nanti.

Adapun ujung doa, “Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong.” Dalam menafsirkan ayat tersebut, Al-Hasan Al-Bashri mengemukakan, Allah menjanjikan kepada Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam  untuk melepaskan kekuasaan bangsa Persia dan kemuliaannya serta Allah akan menyerahkan kepada Nabi. Juga kekuasaan bangsa Romawi dan kemuliaannya serta Allah menjadikannya untuk Nabi.

Mengenai hal tersebut, Qatadah menambahkan, “Sesungguhnya Nabiyyullah mengetahui bahwa dirinya tidak sanggup melakukan perintah tersebut kecuali dengan kekuasaan. Oleh karena itu, beliau memohon kekuasaan yang dapat menolong Kitab Allah, menolong hukum-hukum-Nya dan menolong semua kewajiban yang ditentukan-Nya serta untuk menegakkan agama-Nya. Sesungguhnya, kekuasaan itu merupakan rahmat dari Allah yang ditegakkan di tengah-tengah semua hamba-Nya. Kalau bukan karena kekuasaan tersebut, niscaya sebagian akan dengki kepada sebagian lainnya. Sehingga yang kuat dari mereka akan memakan yang lemah.”

Semoga kita dapat mengamalkannya. Aamiin. (P4/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.