Jakarta, MINA – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta mengadakan training kewirausahaan berbasis masjid dengan dukungan sistem teknologi digital, Sabtu (23/12).
“Masyarakat Ekonomi Syariah DKI Jakarta akan lebih fokus dalam pengembangan sektor rill dalam program kerjanya yang salah satunya adalah bersinergi dengan Dewan Masjid dan jamaahnya untuk mengembangkan UMKM yang berbasis syariah serta memberikan pendampingan dalam implementasinya,” kata Diantri Lapian, Sekretaris Jendral MES DKI yang hadir pada acara bertajuk Mosquenterpreneurship itu.
Pelatihan Mosquenterprenuership merupakan program kerja Bidang UMKM dan Kewirausahaan MES DKI dalam rangka untuk membangun kebangkitan ekonomi umat melalui masjid.
“Kami membawa semangat untuk memfungsikan masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, namun juga pusat ekonomi umat,” ujar Chridono Utomo, Ketua Bidang UMKM MES DKI, seperti dalam press release yang diterima MINA, Ahad (24/12).
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Hal yang sama juga disampaikan oleh Hendi Hendratmoko sebagai tuan rumah sekaligus Ketua DKM Al-Faizin, Rawamangun, Jakarta Timur.
“Alhamdulillah lebih dari 50 peserta dari berbagai kepengurusan masjid hadir hari ini. Kami berharap Masjid Al-Faizin menjadi pioneer model mosquenterpreneurship ini dan diikuti oleh masjid-masjid lain di wilayah DKI Jakarta,” ujarnya disela-sela penandatangan MoU antara masjid dengan beberapa penyedia aplikasi digital yang akan mendukung operasional unit bisnis masjid.
Herry Nugraha, CMO dan Co-founder etanee, mengatakan pilot project unit usaha masjid ini akan dimulai dengan dibukanya Kios Sembako yang menjual kebutuhan pangan pokok seperti daging ayam, daging sapi, beras dan produk sembako halal lainnya.
Yang unik dari model usaha berbasis teknologi digital ini, lanjutnya, Kios Sembako tersebut dapat diakses daring (online) oleh khususnya jamaah Masjid Al-Faizin dan masyarakat sekitar masjid sampai radius 5km dari masjid.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Sebuah aplikasi digital bernama etanee Food Marketplace menjadi platform utama yang digunakan oleh Kios Sembako tersebut untuk menampilkan produk, menerima order dari masyarakat secara digital dan mengirimkan produk langsung ke rumah konsumen dengan melibatkan pengemudi ojek yang dikelola juga oleh pengurus masjid.
“etanee Food Marketplace memiliki visi menjadi marketplace pangan halal pertama di Indonesia. Aplikasi ini ditujukan untuk segmen UMKM agar ekonomi kerakyatan tumbuh dan mudah mendapatkan akses pasar yang luas melalui teknologi digital,” ujar Herry di sela-sela penjelasannya dalam pelatihan tersebut.
Aplikasi etanee memiliki kemampuan menghubungkan pelaku suplai di hulu dan konsumen serta pelaku produk pangan dan pertanian di hilir. Dan di waktu bersamaan akan melibatkan ribuan tenaga transporter (ojek) yang akan melakukan jasa pengiriman produk etanee langsung ke rumah konsumen.
Kolaborasi Fintech
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren
Pelatihan Mosquenterprenuership juga melibatkan kolaborasi dengan perusahaan financial technology (fintech) Syarfi Crowdfunding yang memberikan pembiayaan secara syariah kepada para pelaku usaha, sekaligus menjadi media investasi bagi para lender yang ingin menginvestasikan dana secara syariah.
Syarfi memberikan plafon pembiayaan mulai dari Rp 2 juta sampai dengan RP 2 miliar. Dengan skema tersebut berbagai lembaga usaha maupun UMKM pemula dapat memulai usaha mudah sekaligus berkah.
Dan yang paling penting kemudahan proses transaksi bagi para pelaku usaha pemula menjadi semakin mudah dengan dukungan Aplikasi Qasir yang juga melakukan penandatangan MoU dengan masjid Al-Faizin di pelatihan tersebut.
Qasir adalah point-of-sales system yang memberikan solusi pencatatan transaksi kasir melalui gadget dengan sangat mudah. Laporan transaksi disimpan di cloud-database sehingga mudah diakses oleh siapapun yang berkepentingan, termasuk ketika memiliki beberapa cabang kios.
Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Tampak wajah optimis terlihat dari para peserta pelatihan bahwa memulai usaha dan membangkitkan ekonomi umat sekarang menjadi mudah. Karena setidaknya telah tersedia 3 pilar teknologi digital bagi berjalannya suatu bisnis yaitu pembiayaan usaha (fintech), operasional usaha (POS system) dan terhubungnya supply-demand (marketplace) melalui masjid.
Direncanakan pelatihan mosquenterprenuership ini akan di-roll-out ke masjid-masjid lain di bawah koordinasi MES DKI Jakarta. Insya Allah dengan sinergi berbagai pihak kebangkitan ekonomi ummat, semoga dapat terealisasi segera. (R/R11/RI-1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Al-Aqsa, AWG Gelar Sosialisasi di PPTQ Khadijah Pesawaran Lampung