Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa Susulan di Lombok, Kemendikbud Tambah Kelas Darurat

Hasanatun Aliyah - Selasa, 21 Agustus 2018 - 13:19 WIB

Selasa, 21 Agustus 2018 - 13:19 WIB

14 Views

Jakarta, MINA – Gempa susulan berkekuatan 6,9 SR yang mengguncang Lombok masih terus berlangsung, hingga Senin (20/8/2018) pukul 11.00 WITA.

Terkait hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengevaluasi tenda darurat yang sudah disebar di beberapa titik di Lombok, dan akan terus menambah tenda kelas darurat.

Hal itu dilakukan untuk menjamin proses belajar mengajar semua siswa di Lombok tidak terganggu.

“Kita evaluasi dulu, kemarin yang sudah ada 164 tenda di beberapa titik, ini mau ditambah sesuai kebutuhan di sana,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy saat ditemui di Gedung A Kemendikbud Jakarta, Senin (20/8).

Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah

Lebih lanjut, ia meminta semua pihak untuk tetap mendorong anak-anak belajar meskipun belajar di tenda pengungsian, dengan begitu dapat mengurangi trauma, serta anak-anak juga perlu didorong untuk datang ke tenda kelas darurat yang dibangun di dekat sekolah.

“Ini penting agar anak bisa beradaptasi dengan kondisi itu dan mengurangi trauma. Jadi jangan sampai anak dilarang ke sekolah, justru harus kita dorong, dan melakukan trauma healing, di tenda kelas yang kita sediakan. Satu tenda bisa berisi 40 orang,” jelas dia.

Menurut Muhadjir, tenda kelas darurat tersebut akan digunakan sambil menunggu janji dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang akan membangun sekolah semi permanen.

“Pembangunan sekolah darurat ini kira-kira butuh waktu tiga hingga empat bulan untuk dibangun,” katanya.

Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?

Dia melanjutkan, bangunan semi permanen yang dibangun, jumlahnya disesuaikan dengan sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa. Bangunan semi permanen ini akan digunakan untuk menjalankan proses belajar mengajar sembari menunggu bangunan sekolah yang rusak selesai diperbaiki.

“Nanti akan dibangunkan sekolah permanen yang mana itu butuh waktu satu sampai 1,5 tahun yang dalam praktiknya juga lebih cukup lama. Ya kita realistis saja,” tambahnya. (L/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
MINA Preneur