Haniyah: Al-Quds Tak Bisa Ditawar

Al-Quds, MINA – Kepala Biro Politik Hamas Ismail menyatakan, Hamas menegaskan dalam semua komunikasinya dengan para pejabat dan pimpinan dunia sebelum pertempuran Saif al-Quds, dan sesudahnya, bahwa Al-Quds tak bisa ditawar dan tak masuk dalam kesepakatan perundingan apapun.

PIP melaporkan Ahad (30/5), dalam pertemuannya dengan sejumlah pimpinan Hamas, Haniyah memaparkan pernyataannya kepada sejumlah dubes dan diplomat Arab dan asing di Doha belum lama ini, terkait penawaran para mediator seputar persoalan Al-Quds dan agresi .

Haniyah menjelaskan kepada para duta besar seputar kronologis agresi zionis ke Gaza, motif dan dampaknya, serta langkah ke depan yang telah dirancang untuk menanggulangi akibat agresi.

Ketua Hamas ini menegaskan, pihak penjajah Israel harus bertanggung jawab atas agresi militer yang mereka lakukan.

Haniyah mengatakan, penjajah zionis sengaja melancarkan agresi dan pelanggaran terhadap bangsa , terutama di kota Al-Quds, di distrik Syaikh Jarrah, dan upaya mengusir warga Palestina dari rumah-rumah mereka, upaya mengambil kendali Masjidil Aqsa, dan memasang perlintasan di gerbang Amod menuju Al-Aqsa, pawai bendera Israel pada 28 Ramadhan dan upaya mereka menyerbu Al-Aqsa, dan mengosongkan masjid dari kaum muslimin dan peserta itikaf, serta melukai puluhan warga yang memicu keterlibatan perlawanan Palestina di Gaza.

Haniyah menyebutkan, bombardir dilancarkan penjajah zionis terhadap rumah warga dan jaringan air, listrik dan kawasan hunian, serta pembantaian keluarga dan pelanggaran terhadap semua norma dan hukum internasional, yang memaksa pihak perlawanan merespon agresi dan gempuran ini dalam rangka membela bangsa Palestina.

Menurutnya, bangsa Palestina mengekspresikan emosinya dan penolakan terhadap pelanggaran yang dilakukan penjajah zionis di Tepi Barat, Al-Quds, Gaza dan wilayah 48, lewat gelombang unjuk rasa menentang kejahatan ini, yang kemudian disusul dengan aksi solidaritas di semua ibukota negara Arab dan internasional.

Haniyah menyambut baik undangan dialog dengan Hamas, sebagai langkah yang harus diambil, di saat yang sama menyerukan partisipasi untuk membantu rekonstruksi Gaza, serta apresiasi kepada sejumlah negara yang telah menyatakan ikut partisipasi dalam proyek ini.

Ditegaskan Haniyah bahwa rekonstruksi Gaza bagian dari persoalan kemanusiaan yang tak bisa diabaikan.

Selain itu, dia menegaskan urgensi persatuan nasional Palestina. “Kita akan terus membangun persatuan di lapangan untuk menyusun agenda internal Palestina, dan membangun referensi nasional, menyepakati strategi pembebasan Palestina dan hak kepulangan pengungsi,” imbuhnya.

Haniyah juga mendengarkan saran dan masukan dari sejumlah dubes yang fokus pada hubungan bilateral, dan dukungan mereka terhadap persoalan Palestina, serta kecaman terhadap kejahatan penjajah zionis.(T/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.