HANYA 7,5% WARGA BERI HAK SUARA SELAMA DUA HARI PEMILU

kertas suara  pilpres Mesir 2014
kertas suara pilpres 2014. (AP Photo/Amr Nabil)

, 29 Rajab 1435/28 Mei 2014 (MINA) – Jumlah keseluruhan pemilih Mesir  dalam pemungutan suara dua hari (Senin-Selasa) hanya mencapai 7,5 persen dari jumlah total  warga yang tercantum dalam daftar pemilih,   Pusat Studi Opini Publik dan Media yang dikenal sebagai Takamol Masr melaporkan.

Jumlah pemilih yang rendah itu terutama dibuktikan  pada pengumuman  Komisi Pemilihan Umum yang memutuskan memperpanjang  masa pengambilan suara sampai  Rabu (28/5),  media Mesir Egypt Independent yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Takamol Masr merilis sebuah laporan yang mengungkapkan hanya  4.004.000 memberikan  suara mereka selama dua hari pertama pemilu dari total 53 juta warga yang  memiliki hak pilih.

Dari angka kecil itu, pemilih terbesar  datang dari kegubernuran Qena yang mencapai 10,5 persen, dan terendah  dari Marsa Matrouh dengan 1,2 persen. Sementara persentase pemilih di dua kota terbesar Kairo dan Alexandria adalah 9,8 persen dan 6,7 persen.

Pusat ini juga memperkirakan jumlah  panitia dalam pemilihan presiden pada 2014  adalah 53 peneliti dan 297 relawan.

Berbicara kepada Dream Channel, Wakil Direktur Pusat Studi Politik dan Strategis Ahram,  Said Wahid Abdel Meguid mengatakan ada tiga kategori  warga yang telah memutuskan memboikot pemilu.

Yang pertama adalah kelompok  Ikhwanul Muslimin dan pendukungnya yang masih menentang pemerintahan interim dan menganggap Muhamad Mursi adalah presiden sah Mesir.

kedua adalah mereka yang telah kehilangan kepercayaan dalam politik secara keseluruhan, karena mereka menemukan  banyak hal di Mesir yang stagnan, tidak mengalami kemajuan berarti baik setelah kudeta yang menggulingkan Mursi.

Kategori terakhir adalah pemuda berusia berusia 15-30 tahun yang merasa gagal ketika  Muhamad Mursi yang datang dari  Ikhwanul Muslimin memenangkan pemilu demokratis pertama Mesir pada 2012 dan frustrasi mereka  semakin memburuk setelah aksi 30 Juni ketika mereka merasa sebagian besar dari mereka diklasifikasikan sebagai “musuh negara “.(T/P03/R2)

Mi’raj  Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0