Hari ke-100, Tahanan Palestina Lanjutkan Boikot Pengadilan Militer Israel

Yerusalem, MINA – Lebih dari 450 warga Palestina yang ditahan secara administratif menolak untuk menghadiri sidang pengadilan militer Israel hingga hari yang ke-100 sebagai protes penahanan mereka yang tidak adil dan tanpa dakwaan.

Boikot tersebut termasuk persidangan pembaharuan perintah penahanan administratif maupun sidang banding dan sesi selanjutnya di Mahkamah Agung Israel.

mengatakan, aksi mereka adalah kelanjutan dari upaya lama Palestina to mengakhiri penahanan administratif yang tidak adil oleh pasukan pendudukan Israel, Wafa melaporkan, Senin (11/4).

Di bawah penahanan administratif, Israel dapat menahan warga Palestina tanpa tuduhan hingga enam bulan dan bisa diperpanjang hingga waktu yang tidak terbatas. Wanita dan anak di bawah umur juga termasuk diantaranya mereka yang ditahan.

Penahanan berlangsung atas perintah pimpinan komandan militer dan atas dasar apa yang rezim Israel gambarkan sebagai bukti “rahasia”. Beberapa tahanan bahkan sudah menjalani selama lebih dari 11 tahun.

Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia mengatakan, penahanan administratif melanggar hak untuk proses hukum karena bukti ditahan sementara mereka ditahan dalam waktu yang lama tanpa didakwa, diadili atau dinyatakan bersalah.

Tahanan Palestina secara terus-menerus terpaksa melakukan aksi mogok makan terbuka dalam usaha untuk mengekspresikan kemarahan mereka di penjara. Mereka juga telah mengalami penyiksaan, pelecehan dan penindasan sistematis selama bertahun-tahun pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

Saat ini, lebih dari 4.500 tahanan Palestina berada di sekitar 17 penjara Israel. Sebanyak 450 tahanan, termasuk wanita dan anak di bawah umur menjadi tahanan administratif.

Kelompok-kelompok hak asasi menggambarkan penahanan Israel sebagai sebuah “taktik bangkrut” and telah lama menyerukan Israel untuk mengakhirinya. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)