IKHWANUL MUSLIMIN JORDANIA MINTA PEMERINTAH SELAMATKAN AL-AQSHA

Polisi Pendudukan Israel menutup gerbang menuju Masjid Aal-Aqsha, Al-Quds, melarang Jamaah Muslim Palestina memasuki kilbat pertama bagi umat Islam itu.(Foto; Al-Aqsa Foundation)
Polisi Pendudukan menutup gerbang menuju Masjid Aal-Aqsha, , melarang Jamaah Muslim memasuki kilbat pertama bagi umat Islam itu.(Foto: Filistin 48)

Amman, 29 Dzulhijjah 1436/13 Oktober 2015 (MINA) – Lembaga politik Ikhwanul Muslimin di Yordania, Front Aksi Islam, meminta pemerintah di Amman untuk menanggapi berbagai pelanggaran Israel di Al-Quds yang diduduki dan menggunakan tekanan politik guna mendukung Masjid .

Dalam sebuah pernyataan yang dilaporakn Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Front Aksi Islam menyerukan tinjau ulang Perjanjian Damai Wadi Araba dengan Israel.

Hingga kini, Yordania adalah salah satu negara yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, selain Mesir.

Front menambahkan harus ada penghentian koordinasi keamanan dengan Israel. Gerakan Islam itu juga bersikeras Yordania juga harus menarik diri dari semua perjanjian ekonomi, budaya dan pertanian yang ditandatangani dengan Tel Aviv.

Berkaitan dengan reaksi domestik untuk peristiwa di wilayah Palestina yang diduduki, Front mengutuk politik penangkapan para aktivis Yordania yang berpartisipasi dalam acara solidaritas Al-Aqsha.

Ada juga kecaman dari apa yang digambarkan sebagai upaya Otoritas Palestina untuk menggagalkan perlawanan dari rakyat Palestina.

“Perlawanan adalah satu-satunya cara untuk memulihkan hak-hak sah rakyat Palestina, setelah semua upaya perdamaian dengan Israel telah gagal,” pernyataan Front menyimpulkan.

Negara Teroris

Sebelumnya, Parlemen Yordania mencap Israel sebagai “negara teroris” setelah pasukan Yahudi menembak mati tujuh warga Palestina dan melukai lebih 140 lainnya di Gaza.

“Israel adalah musuh, melemahkan hak-hak warga Palestina di tanah mereka sendiri, tempat-tempat suci mereka, menerapkan terorisme negara di depan mata seluruh dunia,” kata Parlemen Yordania dalam sebuah pernyataan Sabtu (10/10) yang disiarkan oleh Kantor Berita Nasional Petra.

Setelah beberapa hari bentrokan mematikan di Tepi Barat dan Israel, pada Jumat kekerasan menyebar ke Jalur Gaza, di mana sedikitnya tujuh orang Palestina tewas dan 145 terluka dalam bentrokan perbatasan dengan tentara.

Anggota parlemen Yordania mengatakan, warga Palestina menjadi korban adalah akibat tindakan militer Israel yang barbar dan rasis, melanggar hukum internasional dan kemanusiaan.

Menteri Informasi Yordania Mohammed Momani memperingatkan, tindakan Israel bisa “menghancurkan semua upaya perdamaian di kawasan itu”.(T/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0