Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaam Yakhsyallah: Tiga Dalil Yang Biasa Dipakai Untuk Buat Muslim Tidak Semangat Jadi Kaya

Nur Hadis - Ahad, 12 Maret 2023 - 20:59 WIB

Ahad, 12 Maret 2023 - 20:59 WIB

5 Views

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Ada tiga dalil yang biasa dipakai untuk membuat umat Islam tidak semangat menjadi kaya, sementara Rasulullah sendiri berdoa untuk menjadi kaya. Demikian dikatakan Imaam Yakhsyallah Mansur pada puncak Tabligh Akbar dan Festival Sya’ban 1444 H yang digelar oleh Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah di Masjid An-Nubuwwah, Ahad, (12/3).

Dalil pertama, menurut Yakhsyallah, QS. At-Taubah: 35 yang artinya,”Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”

“Orang berkata, Saya tidak mau nanti disetrika punggung saat di neraka jahannam. Ini sebenarnya bukan dalil untuk orang kaya, tapi dalil untuk orang pelit, meski dia miskin tapi pelit kena dalil ini. Dalil ini untuk orang yang tidak mau berzakat, siapa saja tidak mau berzakat dan infak kena dalil ini. Ini merupakan kesalahan persepsi,” tegasnya.

Lalu dalil kedua yang biasa digunakan adalah hadits dhaif yang artinya. “Ya Allah, hidupkan saya sebagai orang miskin, matikan saya sebagai orang miskin, kumpulkan saya bersama orang miskin. Lha rasul saja minta miskin, umatnya minta kaya melancangi kanjeng Nabi. Padahal dalil Ini tidak benar, ini haditsnya Dhaif Jiddan perawinya,” tegasnya.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

“Dan kalau toh itu dianggap tidak dhaif, Yusuf Qardhawi menjelaskan dalil ini bukan diartikan Rasul minta miskin tapi minta kaya hanya akhlaknya seperti akhlak orang miskin, utamanya tawadhu. Jadi dalil itu hilangkan dari persepsi para ikhwan untuk menjadi kaya,” katanya.

Dalil Ketiga, pendapat yang mengatakan saya nggak mau kaya karena nanti masuk surganya merangkak seperti konglomerat sahabat, Abdurrahman Bin Auf.

Ketika datang kafilah dari Syam, seluruh Madinah ribut, orang kemudian ada yang bertanya, kafilah siapa itu, kafilah Abdurrahman bin Auf. Hal ini kemudian didengar oleh Aisyah, kemudian berkata,”Nah benar Rasul pernah bersabda, kasian Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak. Cerita ini kemudian disebarkan padahal ini haditsnya munkar. Hadist dhaif yang paling rendah,” katanya.

Inilah kata Yakhsyallah, akhirnya muslimin sampai saat ini jarang sekali yang kaya. “Kita mulai upayakan, jangan nyalahkan mereka yang kaya, mari introspeksi diri. Mohon supaya Hadits dan dalil yang kurang pas tadi bisa ditempatkan pada tempat yang lebih pas lagi sehingga kita harapkan muslimin ini kaya,” katanya.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

“Rasul doanya kaya koq, Ya Allah kayakan saya dengan barang yang halal, tidak dengan barang yang haram, ya Allah saya minta kepadamu taqwa, ridho, dan menjaga diri, serta kaya,” katanya pada Tabligh Akbar yang mengangkat tema,“Membangun Ekonomi Umat dengan Spirit Ramadhan dalam Kehidupan Berjama’ah Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsa.” (L/B03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia