Khutbah Jumat: Tiga Perintah dan Larangan Pembawa Kebahagiaan (Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بالهُدَى وَدِينِ الحَقِّ لِيُظهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَو كَرِهَ الكَافِرُونَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، مَاشَآءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلاَّ بِا اللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ،  فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ اْلشَّيْطَنِ اْلرَّجِيْمِ، يَآأَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، أَمَّا بَعدُ

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Puji dan syukur, marilah senantiasa dan tiada henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat iman dan Islam yang merupakan karunia yang amat besar. Semoga kita semua tetap bisa merengkuhnya, hingga akhir hayat kita.

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, khatib akan menyampaikan judul:“Tiga Perintah dan Larangan Pembawa Kebahagiaan,” kiranya, kita semua mampu melaksanakan tiga perintah tersebut dan menjauhi tiga larangannya sehingga kita mendapatkan kebahagiaan sejati.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah An-Nahl [16] ayat 90:

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (النحل [١٦]: ٩٠)

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Sehubungan dengan turunnya ayat ini, Ibnu Katsir menukilkan riwayat Imam Ahmad, Abdullah bin Abbas berkata, ketika Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam sedang duduk-duduk di beranda rumahnya bersama Utsman bin Maz’un Radhiallahu anhu, kemudian datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu ayat di atas.

Utsman bin Maz’un sempat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam perihal apa yang baru saja terjadi. Lalu beliau menjelaskan bahwa Jibril sedang menjelaskan ayat tersebut sehingga beliau memperhatikan Jibril dan sejenak melupakan keberadaan Utsman bin Maz’un di sampingnya.

Ibnu Katsir menyatakan, hadits tersebut jayid muttashil (bersambung) hasan.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Ada beberapa komentar tentang ayat tersebut. Imam Al-Bukhari meriwayatkan, bahwa Ibnu Mas’ud Radhiallahu Anhu berkata, ayat yang paling agung dalam kitabullah adalah:

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ …الاية (البقرة [٢]: ٢٥٥)

Sedangkan ayat yang paling mencakup tentang kebaikan dan keburukan dalam kitabullah adalah ayat 90 dari sudah An-Nahl di atas.

Ayat yang paling banyak menunjukkan penyerahan diri seorang hamba dalam kitabullah adalah:

،.. وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ…الاية (الطلاق [٦٥]: ٢ــ٣)

Sedangkan ayat yang paling banyak menunjukkan harapan dalam kitabullah adalah:

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ…الاية (الزمر [٣٩]: ٥٣)

Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya,….” (QS. Azumar [39]: 53)

Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitab “Syu’babul Iman” dari Hasan Radhiallahu Anhu bahwa ia membaca ayat 90 surah An-Nahl, kemudian ia berkata,”Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menyatukan seluruh kebaikan dan keburukan bagi kalian dalam satu ayat. Demi Allah, tidak sedikitpun keadilan dan kebajikan untuk taat kepada Allah, kecuali Dia menyatukannya dan memerintahkannya. Tidak ada sedikitpun dari kekejian, kemunkaran dan permusuhan sebagai kedurhakaan kepada Allah, kecuali Dia menyatukannya dan melarangnya. “

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab tarikhnya, bahwa Ali bin Abi Thalib melewati suatu kaum yang sedang bercakap-cakap. Ali bertanya,”Apa yang sedang kalian bicarakan?” Mereka menjawab,”Kami sedang membicarakan tentang perilaku mulia.” Ali berkata,”Apakah kalian belum merasa cukup dengan firman Allah: إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ …dan seterusnya? Adil adalah pertengahan dan ihsan adaah pemberian karunia, apa lagi sesudah itu.”

Said bin Zubair meriwayatkan dari Qatadah mengenai firman Allah: إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ …bahwa tidak satupun akhlak baik yang dilakukan dan dipandang baik oleh orang jahiliyah, kecuali Allah Ta’ala memerintahkannya. Dan tidak ada akhlak buruk yang mereka saling mencelanya, kecuali Allah Ta’ala melarangnya.

 

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada ayat di atas, Allah Ta’ala memerintahkan tiga perbuatan baik, yaitu: bersikap adil, berbuat ihsan dan memberi kepada kerabat.

Menurut Hamka dalam tafsir Al-Azhar, adil yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar, mengembalikan hak kepada empunya dan tidak berlaku aniaya. Lawan adil adalah dzalim, yaitu memungkiri kebenaran karena hendak mencari keuntungan diri sendiri, mempertahankan yang salah karena yang melakukannya adalah kawan atau keluarganya sendiri.

Prinsip keadilan seperti ini ditetapkan oleh Allah dalam surah An-Nisa [4] ayat 135:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ …الاية (النساء [٤]: ١٣٥)

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri,..”

Petikan ayat di atas, saat ini tertulis di pintu gerbang Fakultas Hukum Universitas Harvard, Amerika Serikat, yang merupakan lembaga pendidikan bergengsi dan memiliki perpustakaan terbesar di dunia.

Selanjutnya, adalah Ihsan. Ihsan yang paling tinggi adalah berbuat baik kepada orang yang telah berbuat buruk kepadanya. Nabi Isa Alaihi Salam berkata,”Ihsan adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadamu. Ihsan bukanlah berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik kepadamu.”

Imam Al-Qurtubi menulis dalam tafsirnya,”Sungguh Allah senang sekali kepada hamba yang berbuat ihsan kepada sesama makhluk, sampai pun kepada burung yang Engkau pelihara dalam sangkarnya dan kucing yang Engkau pelihara di dalam rumah. Jangan sampai mereka tidak mendapat ihsan darimu.”

Sedangkan, memberi kepada kerabat, yaitu dengan menyambung dan menjaga silaturahim, termasuk membantu memenuhi keperluan hidup mereka sebelum memenuhi keperluan orang lain.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Setelah Allah Ta’ala memerintahkan tiga perbuatan baik, selanjutnya Allah Ta’ala melarang tiga perbuatan buruk; yaitu berbuat keji (fakhsya), melakukan perbuatan munkar dan berlaku dzalim (baghyu).

Fakhsya adalah segala perbuatan yang sangat merusak pergaulan dan keturunan, seperti: berzina, minum khamr, korupsi, mencuri, dan merusak harta orang lain.

Termasuk dalam perbuatan fakhsya adalah segala perbuatan yang menuju kepada perzinahan seperti melihat film dan gambar porno, serta berpakaian membuka aurat sehingga menimbulkan syahwat.

Sedangkan munkar adalah segala perbuatan yang tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia, dan segala tingkah laku yang menimbulkan pelanggaran terhadap agama. Perbuatan munkar biasa ditampakkan oleh pelakunya, seperti: membunuh, menyakiti, menyiksa, mengintimidasi dan mempersekusi orang lain.

Selanjutnya, baghyu. Ibnu Katsir menjelaskan, baghyu adalah perbuatan memusuhi orang lain. Kemudian beliau menukilkan hadits,” Tiada dosa yang lebih berhak Allah segerakan siksaan terhadap pelakunya di dunia dari siksaan yang disediakan untuk pelakunya di akhirat, selain baghyu (permusuhan) dan memutus tali silaturahim (persaudaraan).“ (HR Al-Hakim)

Menurut Al-Maraghi, termasuk baghyu adalah perbuatan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Itulah tiga perbuatan baik yang harus dilakukan dan tiga perbuatan buruk yang harus dijauhi, apabila manusia memperhatikannya, niscaya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Ayat itulah yang oleh Umar bin Abdul Aziz – khalifah kelima dari Dinasti Umayyah – diinstruksikan untuk dibaca setiap khatib Jumat di seluruh negeri, pada khutbah kedua sebagai ganti dari kata-kata kutukan terhadap Ali bin Abi Thalib yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Instruksi ini hingga sekarang masih dilakukan oleh sebagian khatib, sebagai salah satu peninggalan khalifah yang mulia ini.

Semoga kita semua mampu memahaminya, melaksanakan tiga perintah tersebut dan menjauhi tiga larangan-Nya, sehingga kita mendapatkan kebahagiaan sejati, dunia dan akhirat, Aamiin ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah ke-2:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا  أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ،  فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُونَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسى بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

(A/P2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)