Indonesia Ikuti 8th SEA Pencak Silat Championship 2022 di Singapura

Jakarta, MINA – Tim pelatnas Indonesia mengikuti ajang 8th (SEA) di Singapura, pada 25-27 Februari 2022.

Dari sepuluh atlet yang bertanding, diantaranya adalah Hendra Wakhyu dan Dinda. Keduanya merupakan atlet terbaik daerah asal Kalimantan Timur dengan berbagai prestasi.

Dinda sebagai pesilat puteri berlaga dikelas 40-50 Kilogram (Kg) dan Hendra Wakhyu bermain dalam kelas 85-90 kg. Demikian keterangan tertulis, Senin (28/2).

Tim tak mematok target besar, lantaran dalam kejuaraan tersebut akan menggunakan peraturan baru yang juga akan digunakan pada Asean Games dan Kejuaraan Dunia lainnya. Sehingga Hendra sebagai atlet menyebutkan misi utama yakni memahami pola peraturan permainan yang baru.

“Ada peraturan baru, jadi awal mula peraturan baru di sini, Jadi kita di sini kita bawa misi betul-betul mempelajari peraturan baru supaya nanti waktu Asean Games, Sea Games dan kejuaraan dunia kita sudah matang,” kata Hendra.

Baca Juga:  Ini Jadwal Keberangkatan dan Kepulangan Jamaah Haji 2024

Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB )  menjadikan kejuaraan tersebut untuk try out atlet dengan peraturan baru, sehingga usai menguasai berbagai rules dan penilaian peraturan baru itu nantinya saat kembali ke Tanah Air, PB IPSI akan mengkaji dan membenahi cabor silat tanah air.

“Target dari PB IPSI kalau dari mereka itu pertama datang kesini adalah target utama ingin mengetahui pasca pandemi, rules baru dengan aturan banyak berubah targetnya untuk menguasai itu jadi kita semacam sambil tray out juga ketemunya resmi tapi kita gak terlalu menarget, tujuan kita memang di Sea Games dan Kejuaraan Dunia,” ujar Hendra.

Selanjutnya, ia juga menjelaskan perbedaan signifikan dari peraturan baru dengan yang lama yakni peraturan baru lebih bebas sehingga ada hal-hal berbahaya yang rentan dilakukan oleh atlet.

Baca Juga:  Perdana, KUH dan Masyariq Gelar Bimtek Bahas Mitigasi Masalah Haji di Jeddah

Dikhawatirkan ketika pesilat Indonesia tidak betul-betul memahami mekanisme penggunaan peraturan baru itu akan terjadi kekalahan yang bukan disebabkan kurangnya kekuatan, akan tetapi karena pelanggaran peraturan. Dengan begitu para atlet perlu memahami antara peraturan dengan kekuatan harus dikuasai secara bersamaan.

“Perbedaanya peraturannya lebih terlihat bebas, hampir sama bebas cuma ada aturan-aturan yang berbahaya kalau kita melanggar, potensinya bisa-bisa kita kalah bukan karena fight tapi kalah karena aturan. Jadi betul-betul membiasakan. Jadi ini benar-benar mau nilai cara orang menilai, cara wasit dan juri menilai yang mana sampai di Indonesia langsung dibahas, itu yang paling utama,” katanya.

Tetapi, tentu untuk pribadi Hendra menyatakan memberikan yang terbaik sehingga ia benar-benar mempersiapkan diri untuk bertarung di negara dengan julukan Kota Singa itu.

Baca Juga:  Jelang Kemarau, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Panas

“Tapi untuk target pribadi kita targetkan terbaik lah supaya kita bisa mengukur kemampuan, dengan peraturan baru tentu nanti sesampainya di Indonesia cepat-cepat dibenahi,” lanjutnya.

Di sisi lain juga beberapa kendala sempat mewarnai pegulat asal Kaltim ini. Pasalnya, selama berada di Singapura seluruh protokol sangat diperketat dan atlet kesulitan beraktivitas diluar kamar inapnya sehingga kesulitan dalam proses latihan dan menjaga stamina tubuh untuk tetap berkeringat.

“Kesulitannya untuk latihan, karena disini hawanya dingin apalagi di kamar kita ber-AC terus, mau gerak gak bisa, keluar kamar untuk joging itu tidak bisa, gak bebas, jadi kita ditakutkan tidak menguasai arena, akhirnya untuk mensiasati hal itu kita kurangin makan karena berhubungan dengan berat badan,” katanya. (R/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.