Inggris: Dunia Tidak Boleh Berpaling dari Penderitaan Rohingya

London, MINA – Menteri Luar Negeri Dominic Raab pada Kamis (22/10) mendesak dunia untuk tidak “berpaling dari penderitaan Rohingya” saat ia mengumumkan bantuan Inggris senilai £ 47,5 juta (USD 62 juta) untuk mendukung 860.000 pengungsi Rohingya dan membantu menangani virus corona dan bencana alam.

“Hari ini saya mendesak dunia untuk tidak berpaling dari penderitaan Rohingya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memungkinkan mereka kembali dengan selamat ke rumah yang mereka tinggalkan dalam teror,” kata Raab, Anadolu Agency melaporkan.

Langkah itu menyusul sanksi Inggris terhadap dua jenderal di militer yang ditemukan oleh penyelidikan independen PBB bertanggung jawab atas pembersihan etnis.

Ratusan ribu orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar sejak 2017 karena kekerasan sistemik.

Bantuan dari Inggris itu akan membantu ratusan ribu orang yang rentan dengan makanan, air, perawatan kesehatan, dan sanitasi, serta konseling bagi mereka yang menderita trauma akibat kekerasan yang menimpa mereka.

Bantuan tersebut juga akan meningkatkan akses pendidikan bagi 50.000 anak muda, dan mendirikan pusat isolasi dan perawatan bagi mereka yang menderita virus corona.

Pengumuman terbaru Raab membuat komitmen bantuan Inggris Raya untuk krisis Rohingya di Bangladesh mencapai £ 300 juta (USD 262 juta).

Bangladesh akan didukung karena menampung jumlah pengungsi Rohingya tertinggi. Sekitar 860.000 Rohingya tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di Cox’s Bazar, Bangladesh.

Selain membantu mereka menghadapi pandemi virus Corona, Inggris juga akan membantu Bangladesh menjadi lebih tangguh terhadap bencana alam seperti banjir.

“Orang-orang yang tinggal di Cox’s Bazar menghadapi kesulitan yang tak terbayangkan dan banyak yang telah menjadi korban kekerasan. Kami telah memberikan sanksi kepada para pelaku kebrutalan ini, dan pendanaan baru ini akan menyelamatkan nyawa di kamp dan membantu Bangladesh menjadi lebih tangguh terhadap bencana seperti virus corona,” Kara Raab.

Inggris menjadi tuan rumah bersama konferensi virtual internasional tentang krisis Rohingya bersama AS, UE, dan Badan Pengungsi PBB, UNHCR, untuk mengumpulkan dana bagi tanggapan kemanusiaan.

PBB memperkirakan dibutuhkan USD 1 miliar untuk membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh tahun ini, tetapi sejauh ini kurang dari setengah dari jumlah itu telah terkumpul.

Lord Ahmad dari Wimbledon, menteri Inggris untuk Asia Selatan dan Persemakmuran, mengatakan pada konferensi tersebut bahwa langkah-langkah harus dilakukan untuk memungkinkan kembalinya Rohingya secara sukarela, aman, dan bermartabat ke rumah mereka di Myanmar.

Selain mereka yang tinggal di Bangladesh, ada hingga 150.000 pengungsi Rohingya yang tinggal di negara lain di kawasan itu, dan sekitar 600.000 di Negara Bagian Rakhine Myanmar.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang yang paling teraniaya di dunia, menghadapi ketakutan yang meningkat akan serangan sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017, jumlah mereka di Bangladesh hingga mencapai lebih dari 1,2 juta. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.