Iran Serukan Pertimbangkan Kembali Manajemen Haji Saudi

Teheran, 4 Dzulhijjah 1437/6 September 2016 (MINA) – Pemimpin Tertinggi Ayatollah mengeluarkan pernyataan pada Senin (5/9) yeng menyerukan dunia Islam untuk mempertimbangkan kembali manajemen Arab atas pelaksanaan ibadah haji.

“Dunia Islam, termasuk pemerintahan Muslim dan masyarakat agar mempertimbangkan kembali manajemen Saudi terhadap tamu-tamu Allah,” ujar Ali Khamenei pada Middle East Eye (MEE), yang dirilis Kantor Berita MINA (Mi’raj Islamic News Agency).

Khamenei merilis pernyataan sebelum pelaksanaan haji tahunan bulan ini, di mana umat Islam melakukan ibadah di tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah.

Sejumlah 60.000 warga Iran menjadi jamaah haji tahun lalu. Namun telah efektif dilarang oleh pemerintah Arab Saudi pada tahun ini setelah negosiasi antara kedua negara gagal.

Baca Juga:  Dua Polisi Israel Tewas dalam Serangan Drone Hizbullah

Khamenei menyebut keluarga kerajaan Arab Saudi yang merupakan penjaga dan pelayan situs suci Islam itu, telah mempolitisasi ibadah haji.

“Saudi sebagai penguasa telah menutup jalan bagai calon jamaah haji Iran untuk datang ke Baitullah,” lanjutnya.

Tahun ini haji akan menjadi yang pertama kalinya dalam hampir tiga dekade terakhir jamaah asal Iran dilarang pergi haji.

Khamenei juga  mengkritik Saudi yang menolak untuk mengizinkan pembentukan komite pencari fakta Islam internasional, atas kasus musibah crane yang menimpa jamaah haji tahun lalu.

Sanggahan Saudi

Sementara itu, sumber Kantor Berita MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dari Saudi Arab Press (SPA) menyebutkan sanggahan dari Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Nayef, yang mengatakan komentar yang dibuat oleh Iran sebagai kurang kredibel dan kurang obyektif.

Baca Juga:  Dua Polisi Israel Tewas dalam Serangan Drone Hizbullah

Pangeran Mohammed bin Nayef telah menanggapi kritik yang disampaikan oleh Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei atas kemampuan kerajaan untuk mengelola haji, setelah insiden mematikan tahun lalu yang menewaskan ratusan peziarah haji.

Dalam pernyataan seperti disebutan Al-Arabiyah edisi Selasa (6/9), ia mengingatkan Iran bahwa Saudi sebelumnya telah melayani peziarah Iran dengan semua fasilitas yang sama seperti semua peziarah lainnya.

Dan ia menganggap jamaah Iran dapat membahayakan keamanan semua jamaah haji.

“Kerajaan tidak memungkinkan dengan cara apapun terjadinya peristiwa yang bertentangan dengan ritual ibadah haji dan yang dapat mengganggu keamanan keselamatan jamaah haji,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, pemerintah Iran sendiri yang menarik diri untuk tidak mengirim jamaah haji warganya. Justru ia menganggap Iran yang mencoba mempolitisir haji.

Baca Juga:  Dua Polisi Israel Tewas dalam Serangan Drone Hizbullah

“Pihak berwenang di Iran-lah yang tidak ingin para peziarah haji Iran untuk datang ke sini untuk alasan mengenai Iran sendiri,” lanjut pernyataan Pangeran Mohammed bin Nayef.

Dia menambahkan, “kita berdiri tegas dan keras terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran keamanan selama ibadah haji”.

Dia juga menegaskan bahwa haji adalah ritual suci dan di ‘tempat-tempat yang terhormat’.

Dia juga menegaskan tugas kerajaan Arab Saudi adalah untuk melayani dan menjamin keselamatan jamaah dan untuk memfasilitasi semua jamaah untuk menunaikan ibadah haji, dengan selamat dan aman.

Karenanya, Kerajaan akan menangani dengan tegas setiap bentuk pelanggaran pelayaan ibadah haji dan akan dibawa ke jalur hukum. (T/P4/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.