Islam Temukan Tempat di Atlantic City AS (Oleh: Ali Farkhan Tsani)

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA

ne Abdur-Raheem masuk Islam pada tahun 1975 ketika ia tinggal di Los Angeles, negara bagian California, AS. Dia kembali pada tahun 1979 ke kota asalnya di Atlantic City, New Jersey.

Diane teringat saat menerima kritik paling banyak setelah tragedy 11 September 2001, serangan teroris yang dituduhkan kepada kelompok Islam.

“Itu tidak membuat banyak perbedaan sampai terjadi sesuatu, pada 11 September. Tentu saja, bagaimana orang-orang mulai melihat saya karena saya selalu berjilbab. Saya selalu mengenakan pakaian muslim saya, tapi saya tidak pernah membiarkan itu mengganggu saya,” ujarnya.

Ia memang seorang Muslimah yang berkemauan keras, jadi “Penampilan dan sikap serta hal-hal semacam itu bukanlah sesuatu yang saya akan biarkan dan tidak saya khawatirkan,” katanya. Seperti disebutkan sumber Press of Atlantic City, 4 November 2019.

Masa selanjutnya, sejak kampanye presiden 2016 dan pemilihan Donald Trump, ia dan Muslim lainnya di AS mengatakan, mereka telah dapat hidup dan beribadah tanpa rasa takut dan intimidasi yang ada di bagian lain negara itu.

Sebagai perbandingan, seseorang melemparkan kepala babi ke Masyarakat Islam Al-Aqsa pada tahun 2015 di Philadelphia.

Beberapa wanita yang mengenakan jilbab, diserang pada 2016 di New York City.

Baca Juga:  Ini 14 Imbauan Petugas untuk Keamanan Jamaah Haji Selama di Tanah Suci

Setelah kejahatan terhadap orang Yahudi, kejahatan terhadap Muslim adalah persentase tertinggi pelanggaran agama yang dilakukan secara nasional, statistik FBI dari tahun 2017 menunjukkan.

Juru bicara Departemen Kepolisian Atlantic City, Kevin Fair mengatakan dia tidak mengetahui adanya kejahatan rasial terhadap Muslim selama 16 tahun di kepolisian.

Anggota dewan Kaleem Shabazz, yang beragama Islam, mengatakan sejauh yang dia tahu, kota itu telah sangat bebas dari insiden anti-Islam.

“Departemen Kepolisian Atlantic City akan memperlakukan masjid seperti halnya mereka memperlakukan gereja dan sinagog,” kata Shabazz, yang menambahkan dialog dimulai antara penegak hukum dan komunitas Islam setidaknya tiga tahun lalu. “Kami sangat beruntung di Atlantic City.”

Satu Kota Empat Masjid

Atlantic City adalah kota di Negara bagian New Jersey, AS. Kota yang berhadapan langsung dengan Samudera Atlantik ini, identik dengan kota wisata dengan banyak kasino. Pemilihan Miss America juga selalu diselenggarakan di kota ini.

Namun, pada sisi lainnya, di kota ini pula berdiri empat masjid besar, kata Ralph Hunter, salah satu pendiri Museum Warisan Afrika-Amerika di New Jersey Selatan.

Dalam pertemuan Dewan Kota, sebuah peraturan diperkenalkan yang akan mengubah nama salah satu sudut Jalan Massachusetts dan Jalan Melrose degan nama pojok Imam W. Deen Mohammed, untuk mengakui ikatan historis resor itu dengan Islam, kata Shabazz.

Baca Juga:  MAPIM Dukung Keputusan Mesir Gabung Afsel Tuntut Genosida Israel di ICJ

Imam masjid setempat mengatakan sempat khawatir akan  kesucian masjid, setelah peristiwa penembakan masjid-masjid di Selandia Baru

Ada sedikitnya empat masjid di kota ini. Salah satunya, Masjid Al-Furqaan, di blok 1200 Avenue Atlantic, yang pernah rusak dalam kebakaran pada tahun 2016.

Ada juga masjid tertua di kota tersebut, yaitu Masjid Muhammad di North Albany Avenue, yang memiliki jamaah sebagian besar anggota Afrika-Amerika dengan beberapa orang Mesir dan Pakistan.

Imam masjid, Amin Muhammad mengatakan, prinsip-prinsip utama Islam berlaku bagi Muslim siapapun.

“Seorang Muslim harus mendapatkan pengetahuan, mempraktikkan agama, menjadi tulus, serta berhati-hati dan takut kepada Allah,” ujarnya.

Satu lagi, Masjid Al-Taqwa, di blok 3.500 Atlantic Avenue, yang jamaahnya terdiri dari banyak orang Mesir, Pakistan dan beberapa orang Afrika-Amerika.

Di sudut lain ada Masjid Al-Hera, di blok 2400 Atlantic, yang didirikan pada tahun 2011 dan memiliki kehadiran 80% oleh orang-orang dari Bangladesh, 10% dari India dan Pakistan dan 10% dari negara lain.

Muslim di kawasan itu banyak dari kalangan pebisnis, dokter, guru, dan dosen.

Baca Juga:  Pejuang Palestina Siap Hadapi Israel Jika Berani Masuk Kamp Jabalia

“Ada kesalahpahaman tentang Muslim. Beberapa orang atas nama Islam melakukan hal-hal buruk. Padahal Islam yang sesungguhnya adalah untuk menyebarkan kedamaian, toleransi dan ketenangan,” ” kata Amin, salah satu tokoh Muslim setempat.

Mantan Walikota Atlantic, Lorenzo T. Langford dan Frank Gilliam Jr, Walikota saat ini Marty Small Sr dan anggota parlemen AS dari Partai Republik, Jeff Van Drew, semuanya pernah berkunjung ke masjid tersebut.

Belum ada data secara pasti berapa jumlah umat Islam di Atlantic City. Namun begitu, berdasarkan survei dan penelitian demografis oleh Pew Research Center yahun 2017, paling tidak Muslim di sana melengkapi jumlah sekitar 3,45 juta Muslim dari semua tingkat umur yang hidup di Amerika Serikat.

Jumlah yang banyak di kawasan AS, walau secara presentasi masih terbilang kecil,  mencapai kurang lebih 1,1 persen dari jumlah penduduk AS. Apabila dibandingkan dengan penganut agama lain Kristen atau Yahudi misalnya, Muslim jauh lebih kecil.

Adapun terus berkembangnya dan diterimanya ajaran Islam dan komunitas kaum Muslimin di salah kota utama di AS itu, tak lepas dari peran dakwah yang damai, santun, dialogis, argumentatif, dan terbuka.

Kaum Muslimin di sana juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, sehingga dapat diterima berbagai kalangan dan agama lain dengan baik. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf