Isra Mi’raj dan Pekan Solidaritas Al-Quds

Oleh : , Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Di dalam Al-Quran disebutkan :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isra/17: 1).

Allah memberikan salah satu mukjizat kepada Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu berupa Isra dan Mi’raj. Sebuah peristiwa luar biasa yang terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia. Peristiwa nyata yang benar-benar telah terjadi dan kita sebagai umat Islam yang mengimani ayat-ayat Al-Quran.

Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Allah memberikan perintah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan untuk umat Islam berupa kewajiban mendirikan shalat fardhu lima waktu sehari semalam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Mekkah sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hijrah ke Madinah, yaitu setahun sebelum hijrah. Menurut sebagian ulama, terjadi pada malam tanggal 27 Rajab (tahun 621 M).

Peristiwa Isra

Peristiwa Isra, yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperjalankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari Masjidil Haram di Mekkah hingga ke Masjidil Aqsa di Palestina. Jarak tempuh yang dilalui beliau sekitar 1.500 Km.

Masjidil Haram tempat star Isra adalah nama yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an, disebut juga dengan Baitullah terletak di Mekkah, negeri yang diberkahi dan menjadi petunjuk semua manusia. Mekkah disebut juga dengan “Ummul Qura” (induk negeri).

Sebagaimana firman Allah:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS Ali Imran/3: 96).

Pada ayat lain disebutkan:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ يُحَافِظُونَ

Artinya : “Dan ini (Al Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Qur’an), dan mereka selalu memelihara shalatnya.” (QS Al-An’am [6] : 92).

Sedangkan Masjidil Aqsa tempat singgah Isra sebelum Mi’raj ke langit, adalah nama yang diberikan oleh Allah terletak di Palestina. Dua masjid inilah, yakni Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa merupakan dua bangunan tempat ibadah yang mula-mula Allah letakkan di muka bumi ini.

Ini seperti disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ يَعْنِي بَيْتَ الْمَقْدِسِ قَالَ قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً

Artinya : “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?” Beliau bersabda, “Al-Masjid Al-Haram”. Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian apa?”. Beliau bersabda, “Kemudian Al-Masjidil Aqsa”. Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni Baitul Maqdis” . Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa lama antara keduanya?”. Beliau menjawab, “Empat puluh tahun”. (HR. Ahmad dari Abu Dzar).

Peristiwa Mi’raj

Peristiwa Mi’raj, yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dinaikkan oleh Allah dari Kubah Ash-Shakhrah (kawasan kompleks Masjidil Aqsa) ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi di langit.

Di Sidratul Muntaha beliau mendapat perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala berupa kewajiban shalat fardhu lima waktu sehari semalam. Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini.

Meyakini peristiwa Isra Mi’raj adalah bukti keimanan umat Islam akan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an, wujud ketakwaan kepada Allah, serta kecintaan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Tentang peristiwa Mi’raj ke Sidratul Muntaha ini, Allah menyebutkan :

أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى () وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى () عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى () عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى () إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى () مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى () لَقَدْ رَأَى مِنْ ءَايَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى ()

Artinya : “Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? (12) Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (13) (yaitu) di Sidratil Muntaha. (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (15) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (16) Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. (17) Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (18). (QS An-Najm [53] : 12-18).

Ibnu ‘Abbas menyebutkan, peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan rangkaian ujian keimanan seseorang terhadap kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Pekan Al-Quds

Terkait dengan hikmah Isra Mi’raj tahun ini, para aktivis perjuangan Palestina menyerukan Pekan Al-Quds Iinternasional, dimulai 24 Februari hingga 3 Maret.

Dalam sebuah pernyataan para aktivis menyatakan, “mempertahankan Al-Quds dan Masjidil Aqsa, melindungi dari bahaya pendudukan, agresi dan kejahatannya, adalah tanggung jawab bangsa Arab dan umat Islam.”

“Pekan Internasional Al-Quds merupakan kesempatan untuk memperbarui perjanjian dengan Al-Quds dan Masjidil Aqsa dan untuk meningkatkan kehadiran perjuangan Palestina dan membuatnya tetap hidup di tingkat Arab, Islam, dan internasional,” seruan mereka.

Pernyataan menambahkan, kampanye diserukan dalam memperkuat dukungan untuk ketabahan rakyat Palestina dalam menghadapi serangan dan teror pendudukan.

Mereka menyeru partisipasi aktif semua platform dan situs politik, media, lembaga kemanusiaan dan ilmiah di seluruh dunia.

Seruan mereka tentu sesuai dengan landasan syariat yang menunjukkan ketinggian, keutamaan, dan kemuliaan Masjidil Aqsa. Hal tersebut menekankan pentingnya kaum muslimin memperhatikan Masjidil Aqsha serta menekankan tanggung jawab umat Islam di seluruh dunia dalam membela dan menjaga masjid tersebut. Umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikannya dikuasai oleh yang bukan haknya, seperti berlangsung saat ini. Masjidil Aqsa adalah hak milik yang sah, milik kita umat Islam (Al-Aqsa Haqquna).

Salah satu hadits menyebutkan bagaimana perjuangan Al-Aqsa atau Baitul Maqdis itu akan selalu ada:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ

Artinya : “Tidak henti-hentinya thaifah dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah mereka?”. Beliau bersabda, “Di Baitul Maqdis dan di sisi-sisi Baitul Maqdis”. (HR Ahmad dari Abi Umamah).

Demikianlah, membebaskan Masjidil Aqsa dan Kota Sudi Al-Quds (Yerusalem) dan Palestina keseluruhannya dari penjajahan, bukan hanya tanggung jawab penduduk Palestina semata. Namun merupakan kewajiban seluruh umat Islam sedunia.

Hal ini pula sudah menjadi menjadi kewajiban sebagai umat Islam untuk saling menolong terhadap saudaranya yang sedang terkena musibah apalagi terjajah dan terdzalimi.

Semoga hikmah Isra Mi’raj tahun ini lebih meningkatkan lagi rasa solidaritas dan pembelaan kita terhadap Masjidil Aqsa, Al-Quds dan Palestina keseluruhan. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. (A/RS2/P2).

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.