Israel Bunuh Tiga Anak dan Cucu Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. (foto: dok MINA)

, MINA – Serangan di Gaza utara telah membunuh tiga putra dan tiga cucu pemimpin , , ketika Israel terus melakukan pemboman terhadap daerah kantong yang terblokade tersebut pada hari raya Idul Fitri 1445H/2024.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera Arab, Haniyeh membenarkan pembunuhan anak-anaknya Hazem, Amir dan Mohammad serta sejumlah cucunya pada Rabu (10/4). Kantor berita Shehab melaporkan, setidaknya tiga cucu pemimpin Hamas itu juga meninggal dunia dalam serangan tersebut.

Haniyeh mengatakan mereka menjadi sasaran saat mereka mengunjungi kerabatnya untuk Idul Fitri di kamp pengungsi Shati.

“Melalui darah para dan penderitaan mereka yang terluka, kami menciptakan harapan, kami menciptakan masa depan, kami menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kami,” katanya.

Baca Juga:  MER-C Kecam Israel Terkait Temuan Kuburan Massal di Gaza

Haniyeh menambahkan, sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakannya, dan keponakan laki-lakinya, telah terbunuh sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.

Pemimpin politik Hamas, yang berbasis di negara Teluk Qatar itu, mengecam apa yang ia gambarkan sebagai kebrutalan Israel di Gaza dan menekankan bahwa para pemimpin tidak akan mundur jika keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.

“Tidak ada keraguan bahwa musuh kriminal ini didorong oleh semangat balas dendam dan semangat pembunuhan serta pertumpahan darah, dan tidak mematuhi standar atau hukum apa pun,” kata Haniyeh

“Kami telah melihatnya melanggar segalanya di tanah Gaza. Ada perang pembersihan etnis dan genosida. Terjadi perpindahan massal,” sambungnya.

Baca Juga:  Sejarah Hardiknas, Mengenang Bapak Pendidikan Indonesia 

Haniyeh mengatakan, serangan terhadap keluarganya adalah bukti “kegagalan” Israel karena terus menghadapi pejuang Palestina di Gaza, dan menambahkan bahwa pembunuhan tersebut tidak akan mengubah posisi Hamas dalam perundingan gencatan senjata tidak langsung yang sedang berlangsung.

Dia menekankan bahwa Hamas tidak akan menarik tuntutannya, termasuk gencatan senjata permanen dan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka.

“Jika mereka berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya pada puncak perundingan sebelum tanggapan gerakan [Hamas] disampaikan akan menyebabkan Hamas mengubah posisinya, mereka hanya berkhayal,” kata Haniyeh, mengacu pada Israel.

“Darah anak-anakku tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina… Semua syuhada di Palestina adalah anak-anakku,” ujar Haniyeh.

Baca Juga:  Takluk dari Irak 2-1, Indonesia Gagal Rebut Juara 3 Piala Asia U-23 di Qatar

Militer Israel kemudian mengakui bahwa mereka menargetkan ketiga putra Haniyeh. Israel menuduh mereka sebagai anggota militer Hamas yang sedang dalam perjalanan untuk “melakukan kegiatan teroris di wilayah tengah .” Pernyataan Israel tidak menyebutkan cucu-cucu yang tewas dalam serangan itu.

Agresi Israel sejak awal Oktober tahun lalu telah menewaskan lebih dari 33.400 warga Palestina. Militer Israel juga telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza dan memberlakukan blokade ketat terhadap wilayah tersebut, yang menyebabkan lebih dari dua juta penduduknya berada diambang kelaparan. (T/Ai/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Arina Islami

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.