Israel Pindahkan Pemimpin Fatah dan 70 Tahanan Lain ke Penjara Naftha

Ramallah, MINA – Otoritas pendudukan Israel hari ini memindahkan pemimpin Fatah yang dipenjara dan 70 tahanan lainnya ke isolasi ketat di penjara Nafha, menurut seorang pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dikutip dari Wafa, Selasa, (10/1).

“Pemimpin Fatah yang ditahan, Marwan Al-Barghouti dan 70 tahanan lainnya dipindahkan dari sel pusat penahanan Hadarim ke isolasi ketat di pusat penahanan Nafha, sebagai bagian dari kampanye terorganisir terhadap para tahanan oleh Menteri Keamanan Nasional Ben Gvir, ” dalam cuitan di twitternya.

Otoritas pendudukan memindahkan sekitar 80 , termasuk 40 yang menghadapi hukuman berat, dari penjara Hadarim di Israel utara ke fasilitas baru di penjara Nafha yang paling dijaga ketat di gurun Naqab Israel selatan, sebuah langkah yang dilakukan kurang dari seminggu setelah Pemimpin tahanan Palestina mengumumkan aksi protes yang akan dilakukan merespon kebijakan pembatasan yang dilakukan Layanan Penjara Israel (IPS) kepada para tahanan.

Tahanan Palestina baru-baru ini mengumumkan, mereka akan meningkatkan perlawanan sipil terhadap IPS, kemungkinan mengarah pada mogok makan massal pada bulan Maret, sehubungan dengan ancaman dan tindakan represif lebih lanjut oleh supremasi Yahudi ekstremis Ben Gvir, yang telah ditunjuk sebagai menteri keamanan Israel.

Sebagai bagian dari tindakan represif yang diperketat, Ben-Gvir baru-baru ini memerintahkan pembatalan kunjungan anggota parlemen Palestina di Knesset, ke tahanan Palestina dan mengancam akan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa kondisi tahanan Palestina tidak diperbaiki.

Ben Gvir juga telah mengumumkan dalam kampanye pemilihannya bahwa dia akan berusaha mendorong Knesset untuk menerapkan hukuman mati terhadap tahanan Palestina yang dituduh membunuh atau berusaha membunuh orang Israel.

Menurut angka terbaru dari Addameer, Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Palestina, saat ini ada 4.700 tahanan politik Palestina di penjara dan pusat penahanan Israel, termasuk 150 anak-anak dan 34 tahanan wanita.

Jumlah ini mencakup sekitar 835 warga Palestina yang ditempatkan di bawah “penahanan administratif”, yang memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa dakwaan atau persidangan untuk waktu penahanan yang dapat diperbarui berkisar antara tiga dan enam bulan berdasarkan bukti yang dirahasiakan bahkan pengacara tahanan pun dilarang untuk melihat.

Penangkapan massal warga Palestina bukanlah hal baru. Menurut laporan tahun 2017 oleh Addameer, selama 50 tahun terakhir, lebih dari 800.000 orang Palestina telah dipenjara atau ditahan oleh Israel, angka ini sekarang diyakini mendekati 1 juta. Ini berarti bahwa sekitar 40% pria dan anak laki-laki Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer telah dirampas kebebasannya. Hampir setiap keluarga Palestina menderita pemenjaraan orang yang dicintai. (T/B03/RS3).

Mi’raj News Agency (MINA).

Wartawan: hadist

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.