Bogor, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebagai wadah kesatuan umat Islam menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1438 jatuh pada Rabu 23 Agustus, sehubungan telah terlihat hilal (bulan sabit).
“Dengan bertawakkal kepada Allah dan sebagai wujud tanggung jawab kepada kaum Muslimin dalam ibadah, pada bulan-bulan Ramadhan, Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah, maka kami menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah,” pengumuman Imaam Yakhsyallah Mansur.
Ia menyatakan ini pada Sidang Isbat Dewan Hisab dan Rukyah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) penentuan Awal Dzulhijjah 1438, di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi,Bogor, Jawa Barat, Selasa malam (22/8).
Laporan tiga orang melihat hilal dari lantai tiga Masjid Baitul Muttaqin Bekasi, yaitu Syamsudin, Sugiyanto dan Eko.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Dengan penetapan itu, maka puasa Arafah 9 Dzulhijjah jatuh pada Kamis 31 Agustus, dan Hari Raya Idul Adha Jumat 10 Dzulhijjah para 1 September..
Sementara itu, Kementerian Agama dalam sidang isbat juga telah menetapkan malam ini sudah masuk 1 Dzulhijjah 1438 dan Idul Adha tanggal 1 September 2017.
Tim rukyat dari Kemenag yang diterjunkan di seluruh wilayah Indonesia, diketahui 10 orang melihat hilal dengan lama hilal 31 menit 55 detik dan ketinggian 7.50 derajat dari ufuk.
Sebelumnya, Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi mengumumkan bahwa bulan sabit awal Dzulhijjah masih belum terlihat pada rukyatul hilal, Senin malam (21/8).
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Senin kemarin, pengadilan meminta umat Islam di wilayahnya untuk melihat bulan sabit pada Senin, tanggal 29 Dzulqa’dah menurut Kalender Ummul Qura.
Pengadilan akan mengadakan sidang kembali pada Selasa malam waktu setempat, untuk mengeluarkan keputusan terkait penampakan bulan, Saudi Press Agency menyebutkan. (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia