Al-Quds, MINA – Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh Sabtu (16/7) mengatakan, bahwa kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Palestina membawa perubahan setelah putusnya hubungan sejak pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Nabil saat diwawancarai TV Palestina tentang kunjungan Biden ke Palestina kemarin Jumat (15/7), dan pertemuannya dengan Presiden Mahmoud Abbas di Betlehem, demikian Wafa.
Abu Rudeineh mengatakan, Palestina adalah negara Arab pertama yang dikunjungi oleh presiden AS sejak ia menjabat, yang memiliki makna simbolis dan membawa pesan kepada Israel bahwa masalah Palestina adalah inti dari konflik di wilayah tersebut.
“Presiden Mahmoud Abbas sangat jelas ingin membawa perlindungan hak-hak rakyat Palestina, dan tidak ada solusi atau perdamaian di kawasan tersebut tanpa Al-Quds (Yerusalem), perdamaian dan stabilitas Palestina,” imbuhnya.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Ia juga menekankan, setelah Israel merebut Yerusalem Timur pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 merupakan garis merah, satu-satunya jalan menuju perdamaian di wilayah Palestina.
Abu Rudeineh menganggap posisi AS sebagai langkah maju dari pendahulu sebelumnya yang mesti dibangun, kunjungan Presiden AS dimulai di Yerusalem, tanpa kehadiran Israel, dan berakhir di Betlehem.
Lanjutnya, kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan hubungan untuk mengembangkan perdamaian, dan melayani kepentingan rakyat Palestina. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem