Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kadin-IEA Bahas Pemanfaatan Batubara Di Masa Depan

sajadi - Selasa, 18 Desember 2018 - 13:29 WIB

Selasa, 18 Desember 2018 - 13:29 WIB

1 Views


Jakarta, MINA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan International Energy Agency (IEA) menilai batubara masih mempunyai peranan yang cukup besar sebagai salah satu sumber pemenuhan energi hingga di masa depan.


“Hal ini didukung oleh meningkatnya permintaan batubara thermal dari negara-negara ASEAN dan India,” kata Wakil Ketua Kadin Bidang Sumber Daya Mineral Batubara dan Listrik Boy Garibaldi Thohir pada Selasa (18/12).


Sementara itu, pemerintah Indonesia saat ini masih fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk pembangkit listrik.


“Dengan ketersediaan sumber daya yang melimpah dan harga yang lebih terjangkau, batubara masih menjadi andalan bagi Indonesia dan negara-negara Asia,” tambahnya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 


Ia mengatakan, pemanfaatan batubara masih dibutuhkan dalam negeri, khususnya untuk sumber energi utama dan efisien dalam membangun pembangkit listrik sebagai tulang punggung pembangunan dan perekonomian bangsa.


“Indonesia bukan hanya memerlukan listrik yang murah namun juga dapat diandalkan. Listrik yang terjangkau dan andal akan menggerakkan ekonomi negara,” ungkap Boy.


Menurut data US Energy Information Administration, batubara masih menjadi sumber pembangkit listrik terbesar kedua setelah gas, di Amerika Serikat sebesar 30 persen, di Jepang 30,4 persen, sedangkan di China juga masih mendominasi bauran energinya sebesar 58 persen.


Ia mencontohkan, proyek pembangkit listrik tenaga uap yang juga disebut teknologi Super Kritikal, sudah banyak di gunakan oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Jepang dan China.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah


“Teknologi tersebut terbukti mampu mengurangi dampak emisi CO2 yang signifikan dan hemat bahan bakar,” ungkapnya.


Sedangkan di Indonesia, subsektor pertambangan mineral dan batubara pada 2017 mencatat penerimaan bukan pajak Rp 40,6 triliun.


Ia menambahkan, khusus untuk penciptaan lapangan kerja, pertambangan juga merupakan salah satu industri padat karya dan sektor industri jasa pendukung tambang. (L/Sj/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Indonesia
Halal
Ekonomi
Indonesia