London, MINA – Kampanye untuk mendukung gugatan Afrika Selatan terhadap kasus genosida Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) telah mengumpulkan ribuan tanda tangan. Demikian dikutip dari Anadolu Agency, Kamis, (11/1).
Inisiatif ini, yang diluncurkan dari Inggris melalui situs change.org, melibatkan lebih dari 320.000 pengguna di seluruh dunia, mulai pukul 7 malam waktu setempat Turki.
Kampanye tersebut menyatakan solidaritas terhadap Afrika Selatan dan berharap hal ini akan mengakhiri penderitaan warga Gaza.
Majelis Umum PBB bulan lalu meminta pendapat ICJ mengenai status hukum dan konsekuensi yang timbul dari Pendudukan Israel di Wilayah Palestina.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Afrika Selatan mengajukan gugatan pada 29 Desember, mengklaim bahwa Israel melanggar Konvensi PBB tahun 1948 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida dengan tindakannya di Gaza sejak 7 Oktober, dan meminta perintah pengadilan.
Sidang kasus ini akan berlangsung di Den Haag mulai Kamis. Turki, Bolivia dan Malaysia telah memberikan isyarat dukungan terhadap kasus ini.
Organisasi Kerjasama Islam, blok multinasional terbesar kedua di dunia, juga menyambut baik permintaan yang diajukan oleh Afrika Selatan.
Penjajah Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Pejuang Gaza Palestina pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.210 warga Palestina, dan melukai 59.167 lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan. Sekitar 1.200 tentara dan pemukim ilegal Israel diyakini tewas dalam serangan tersebut.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan sipil pemukim ilegal yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Serangan gencar pendudukan Israel telah menyebabkan Gaza hancur, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur dan hampir 2 juta penduduknya mengalami kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan