Mamuju, MINA – Mamuju salah satu kota yang disebut turut diguncang gempa dan terkena tsunami pada Jumat pekan lalu (28/9), tetapi tidak mengalami kerusakan yang parah karena jarak yang cukup jauh dari pusat gempa.
Namun, masyarakat Mamuju mengalami krisis BBM akibat meningkatnya permintaan karena naiknya volume kendaraan yang melintasi jalur Makassar – Mamuju – Palu.
Tim relawan medis kemanusiaan MER-C yang tiba di Mamuju pada Selasa (2/10) mengatakan, sudah beberapa hari setelah gempa yang meluluhlantakkan Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah, seluruh SPBU di kota Mamuju kehabisan stok, terutama jenis premium dan pertamax.
“Stok pertamax kami 8 ton, habis dalam 2 hari terakhir. Biasanya 3-4 minggu baru kami melakukan pemesanan lagi,” ujar admin SPBU Haji Lomma.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Dalam pengamatan Tim MER-C yang dipimpin dr Arief Rachman, hanya jenis solar yang masih tersedia di kebanyakan SPBU.
Akibat meningkatnya permintaan, pihak SPBU melakukan pembatasan pembelian menggunakan jerigen. Satu mobil hanya dibatasi membeli maksimal 20 liter menggunakan jerigen. Untuk pengisian penuh langsung ke tangki, tidak dibatasi.
Kondisi ini diamini oleh Babinsa setempat, Hasanudin. “Kami mencegah agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan di saat krisis ini, Pak,” katanya.
Padahal, Tim MER-C yang saat ini membantu operasional Rumah Sakit Alkhairat di Palu membutuhkan pasokan bensin yang kontinyu. Hingga Selasa malam, baru beberapa titik di Palu yang mendapatkan aliran listrik kembali. Selebihnya sangat bergantung dari suplai listrik dari generator.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Namun, dengan lobi kekeluargaan, akhirnya pihak SPBU dan Babinsa mengizinkan pembelian bensin dua kali lipat dari kuota yang diberikan kepada MER-C. Itu pun setelah mereka mengetahui bahwa bensin yang dibeli akan dibawa ke Palu untuk membantu kerja relawan. (L/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta