Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan Jalur Gaza, Kamis (25/1) menyatakan, jumlah korban agresi Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 25.900 orang syahid dan 64.110 orang luka-luka sejak tanggal 7 Oktober lalu.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Dr. Ashraf Al-Qudra mengkonfirmasi, dalam konferensi pers pada hari ke-111 agresi Israel di Jalur Gaza, seperti dikutip dari PIC, penjajah melakukan 21 pembantaian terhadap keluarga Palestina di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, dan memakan korban jiwa 200 orang dan 370 cedera.
Al-Qudra menyatakan bahwa masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara pasukan pendudukan menghalangi ambulans dan kru pertahanan sipil untuk menjangkau mereka.
Dia menunjukkan, pendudukan melakukan kejahatan genosida di pusat penampungan UNRWA dan Al-Mawasi, yang semestinya adalah tempat aman.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Dia menunjukkan bahwa pendudukan juga mengepung rumah sakit Khan Yunis, melumpuhkannya sepenuhnya pergerakan medis, melakukan kejahatan genosida di wilayah tersebut, serta mencegah pergerakan ambulans.
Al-Qudra mengatakan, tim medis di Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal di Khan Yunis bekerja dalam kondisi yang keras, tanpa makanan, tanpa minuman, dan tanpa keamanan.
“Kami berkomunikasi dengan Komite Palang Merah Internasional dan lembaga-lembaga PBB untuk melindungi rumah sakit Khan Yunis dan memastikan pekerjaan kru mereka dan kemudahan kerja kru ambulans dalam menyelamatkan yang terluka,” katanya.
Dia menekankan, pendudukan melakukan pembantaian yang mengerikan terhadap ribuan orang kelaparan yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di bundaran Kuwait di Gaza, yang menyebabkan 20 orang mati syahid dan 150 orang terluka.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Dia mengindikasikan, di antara cedera tersebut terdapat belasan kasus serius yang dapat meningkatkan jumlah korban karena parahnya cedera tersebut dan kurangnya kemampuan medis di Kompleks Medis Al-Shifa, yang kemampuannya dihancurkan oleh pendudukan Israel.
“Tim medis sedang mencoba untuk mengoperasikan bagian-bagian rumah sakit di Gaza utara yang menjadi sasaran penghancuran yang disengaja oleh Israel, dan kami mencoba dengan lembaga-lembaga internasional untuk menyediakan pasokan medis dan bahan bakar untuk memulihkan kesehatan mereka dan memastikan kelanjutan operasi mereka,” jelas Al-Qudra.
Ia menekankan, bantuan medis masih masuk secara terbatas dan tidak sesuai dengan kebutuhan dasar. 70 persen dari bantuan tersebut tidak dapat digunakan dan berada di luar prioritas kementerian selama masa darurat yang sulit saat ini.
Ia meminta semua badan internasional untuk meninjau kembali bantuan medis dan konsistensinya dengan kebutuhan yang kami nyatakan untuk unit gawat darurat, unit perawatan intensif, ruang operasi, inkubator, kanker, penyakit darah, penyakit kronis, dan kebutuhan dasar penting lainnya.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Ia memperingatkan bahwa mekanisme untuk merawat korban luka masih steril dan tidak sesuai dengan ribuan korban luka yang sangat membutuhkan penyelamatan nyawa, dan tidak tersedia pengobatan di Gaza. (T/R12/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara