KERRY: MESIR BERADA DI GARIS DEPAN PERTEMPURAN

Menteri Luar Negeri AS John Kerry (kanan) bertemu Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Elaraby (kiri) di Kairo, Mesir pada Sabtu, 13 September, 2014 (Foto: Anadolu)
Menteri Luar Negeri AS John Kerry (kanan) bertemu Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Elaraby (kiri) di Kairo, Mesir pada Sabtu, 13 September, 2014 (Foto: Anadolu)

Kairo, 19 Dzulqa’dah 1435/14 September 2014 (MINA) – Menteri Luar Negeri AS, John Kerry bertemu Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Al-Araby, Presiden Mesir, Abd Al-Fattah Al-Sisi serta Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukri, di Kairo, Sabtu (13/9).

Dalam pertemuannya, Kerry mengatakan, Mesir berada di garis depan pertempuran melawan terorisme saat ia mencari dukungan Kairo untuk koalisi melawan pejuang Negara Islam ().

“Mesir berada di garis depan perang melawan teroris, terutama ketika datang untuk memerangi kelompok-kelompok ekstremis di Sinai,” kata Kerry seperti dilaporkan MEE yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (14/9)

Pada pertemuan yang sama, Kerry juga mengatakan, ia telah berdiskusi tentang masalah hak asasi manusia (HAM) dengan Abd Al-Fattah Al-Sisi untuk meningkatkan koalisi melawan ISIS.

“Amerika Serikat tidak pernah menjual kepedulian terhadap hak asasi manusia untuk tujuan lain,” kata Kerry.

“Kami melakukan diskusi terbuka tentang keprihatinan yang telah diungkapkan. Saya percaya Presiden Sisi dan Menteri Luar Negeri Shoukri dan yang lainnya sangat menyadari kekhawatiran yang telah kami ungkapkan.”

Kerry tiba di Kairo pada Sabtu dalam rangkaian terakhir kunjungannya di Timur Tengah untuk membentuk koalisi yang luas guna memerangi gerilyawan ISIS di Irak dan Suriah.

Sehari sebelumnya di Jeddah, Arab Saudi, Kerry berhasil mendapatkan dukungan dari 10  negara Arab untuk mendorong seluruh negara guna melemahkan ISIS.

Namun, Washington telah menegaskan tidak akan bekerja dengan diktator Suriah Bashar al-Assad dan pasukannya dalam memerangi ISIS.

ISIS telah memimpin serangan besar di Irak sejak 9 Juni dan menguasai sebagian besar daratan Arab Sunni di negara itu, di mana banyak warga marah dan terasing oleh kebijakan sektarian dari pemerintah yang didominasi Syiah.

Washington berencana membantu mengubah tentara Irak yang layu di bawah serangan ISIS pada bulan Juni, dan telah mengumumkan akan menerbangkan pesawat tempur dari sebuah pangkalan udara di ibukota wilayah Kurdi Arbil.

Hari Jumat (12/9), Presiden Prancis, Francois Hollande melakukan perjalanan ke Baghdad,  menjadi kepala negara pertama yang mengunjungi Irak sejak militan ISIS merebut sebagian besar negara tersebut bulan Juni, dan ia mengatakan, Prancis siap untuk melibatkan  militernya.

Pemimpin Perancis itu mencoba untuk mengambil peran utama dalam merespon krisis dan akan menjadi tuan rumah konferensi tentang Irak di Paris, Senin (15/9).

Hollande, yang terbang ke Irak dengan 15 ton bantuan dalam pesawatnya, berhenti di Erbil untuk mengunjungi pengungsi Kristen di sebuah kamp pengungsian.

Jerman, yang tidak mengambil bagian dalam serangan udara terhadap ISIS – tapi dilarang memberikan dukungan aktif untuk ISIS – memperingatkan bahwa kelompok tersebut akan menimbulkan ancaman bagi Eropa.(T/P011/R01)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

http://middleeasteye.net/news/kerry-cairo-broaden-anti-coalition-2017206310

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0