Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Muhammad Ali Berkunjung ke Indonesia

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 12 Juni 2016 - 14:31 WIB

Ahad, 12 Juni 2016 - 14:31 WIB

583 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Muhammad Ali legenda tinju dunia berlatar Muslim-Amerika, yang baru saja dimakamkan Jumat (10/6) kemarin di kampung halamannya, Louisvile, negara bagian Kentucky, AS, ternyata pernah berkunjung ke Indonesia.

Petinju juara kelas berat dunia tiga kali yang dikenal dengan sebutan ‘Si Mulut Besar’ itu, ternyata pernah berkunjung ke Indonesia, bahkan dua kali.

Pertama, tahun 1973, atas undangan promotor tinju Raden Sumantri, dalam tajuk pertandingan besar tinju dunia antara Muhammad Ali melawan Rudi Lubbers. Duel ini berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno Istora Senayan Jakarta, pada 20 Oktober 1973.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi

Ia berkunjung setelah tahun sebelumnya 1972, menunaikan ibadah haji bersama beberapa Muslim-Amerika lainnya. Ia tertarik untuk berkunjung ke Indonesia negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia. berbeda dengan Muslim di negaranya, apalagi kali itu, dari warga kulit hitam dan Islam belum begitu dikenal di sana.

Dalam kunjungan untuk pertarungan itu, Muhammad Ali ‘mempermainkan’ Lubbers dengan menang angka dalam 12 ronde dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar. Padahal menurut informasi, Ali kala itu tidak berada dalam kondisi terbaik, karena persiapannya hanya sepuluh hari.

Namun Ali tetap menyuguhkan tontonan yang menarik pengunjung dan penonton tinju di seluruh dunia.

Dalam kesan-kesannya selama berkunjung ke Jakarta, ia memberi pernyataan, “A unique country, where the population is very friendly and always smile to anyone”. (Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun). sumber: cnews.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Saat itu pula Muhammad Ali dipertemukan dengan Gubernur DKI Ali Sadikin.

Laman Detik menyebutkan, Muhammad Ali dikabarkan pernah berkunjung lagi ke Indonesia untuk kedua kalinya pada tahun 1974. Saat itu ia sengaja datang dan melakukan ceramah di Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan. Namun, tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari kunjungannya ini.

Hanya disebukan dalam ceramahnya di hadapan ratusan jemaah yang hadir di Masjid Al Azhar, bahwa Muhammad Ali menyampaikan mengenai kebanggaannya akan agama Islam yang dia anut. Ali juga meminta seluruh jemaah untuk semakin percaya kepada Allah dan Nabi Muhammad. Ali juga mengingatkan bahwa seluruh umat muslim itu adalah saudara.

Usai ceramah, para jemaah menghadiahkannya sebuah kopiah dan baju batik, yang saat itu langsung dipakainya. Namun, Pihak Al Azhar masih belum bisa dimintai informasi soal kunjungan ini.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Setelah pensiun dari ring tinju tahun 1981, Muhammad Ali rupanya kangen dan berkunjung kembali ke Indonesia, untuk ketiga kalinya, pada tanggal 23 Oktober 1996.  Namun kali ini hanya kunjungan biasa, alias melepas rindu dan mungkin ingin melihat penduduk Indonesia yang “bersahabat dan selalu tersenyum kepada siapapun”.

Dalam kunjungan keduanya ini, seperti diungkap kembali media Tribun News edisi Kamis (9/6/2016) sang legenda yang kala itu ditemani Yank Barry, musisi dan pengusaha, pendiri yaysan sosial Global Village Foundation, teman dekat Ali, mentraktir warga Jakarta yang ia temui di sekitar hotel tempat dia menginap.

Sepanjang perjalanan dengan berjalan kaki dari hotel ke restoran, ternyata banyak orang yang melihatnya dan kemudian menyapanya, menyalaminya, dan mengikutinya dari belakang.

Setelah sampai di restoran, Ali bertanya kepada setiap orang yang mengikutinya hingga ke tempa makan itu. “Kamu mau apa?” Pertanyaan itu kemudian berurutan ke setiap orang yang ada, dan mereka kompak menjawab, “Kami mau apa yang Anda pesan”.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Melihat itu, Ali pun langsung bersuara “Sarapan di sini saya yang traktir semua.”

Dan kabarnya, tagihannya mencapai sekitar 180 dollar AS. Tentu jumlah yang sangat besar kala itu. (kalau dikurs rupiah saat ini, sekitar Rp2.395.625).

Dalam kunjungan keduanya ini, Muhammad Ali dipertemukan dengan beberapa pejabat negara, di antaranya Menteri Agama Tarmizi Taher dan Menteri Penerangan Harmoko.

Dan sepanjang 1982-1986, Ali bukan hanya ke Indonesia, tapi juga pernah berkunjung ke beberapa di belahan dunia, di antaranya ke Jepang, Cina, Eropa, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan negara-negara di Amerika Selatan dan di kawasan Afrika, Bahkan ia kunjungi Lebanon dan Palestina untuk memberikan dukungan atas perjuangan bangsa Palestina, tahun 1985.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Saat itu Muhammad Ali melakukan perjalanan ke Palestina untuk menjamin pembebasan tahanan Lebanon dan Palestina yang ditahan di penjara tanah jajahan Israel, Lebanon Selatan. Ia mengunjungi kamp-kamp pengungsi Palestina yang mendiami kawasan itu sejak 1974.
Selesai kunjungan, Muhammad Ali di Beirut mengatakan, “Atas nama saya dan nama semua Muslim di Amerika, saya menyatakan dukungan bagi perjuangan Palestina untuk membebaskan tanah air mereka dan mengusir penjajah Zionis.”

Komentar selanjutnya, setelah berkunjung, terutama ke negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, ia pun menyimpulkan, “Jika kita ingin menjadi besar, maka kita harus menjadi seorang Muslim,” kata Ali, seperti diungkap The National Sport.

Muhammad Ali juga menyukai tokoh-tokoh Muslim yang memberinya semangat perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan. Di antaranya dia senang membaca buku “Towards Understanding Islam” karangan Syaikh Abul Ala Maududi, (P4/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
Indonesia
Amerika
Eropa
Feature
Amerika