Kisah “Bom yang Jatuh di Sekitar Kita”

Seorang anak lelaki di menangis ketakutan walaupun sudah diberi makanan. (Foto: dok. Japan Today)

Di medan pertempuran Suriah, tepatnya di kota Aleppo, beberapa warga mendapat keberuntungan besar karena telah berhasil lolos dari serangan militer Suriah dan Rusia yang brutal dan mengepung mereka, sehingga beberapa dari mereka bisa menceritakan kisah “liburan” mereka di tepi kematian.

Seorang pria Suriah bernama Yassir Najjar di distrik lokal Bustan Al-Qasr, di Aleppo Timur, berhasil menyelamatkan diri ke tempat yang aman di distrik Al-Askar. Ia menceritakan sekelumit kisah keselamatannya dalam perjalanannya yang mengerikan kepada media Arab yang berbasis di Inggris, The New Arab.

“Kami tiba-tiba menyadari bahwa hanya beberapa meter jarak yang memisahkan kami dari pasukan rezim dan pilihan kami adalah melarikan diri dari dibom demi selamat dari kematian. Bom jatuh di sekitar kami. Banyak orang di sekitar kami yang tidak berhasil melarikan diri dan tewas di jalan-jalan. Kami hanya bisa terus berjalan tanpa tahu di mana kami berada atau bahwa kami sedang menuju ke arah daerah yang dikuasai rezim. Saya berlindung di sebuah rumah bersama lima keluarga. Kami semua duduk di sana menunggu untuk mati, karena banyak dari kami lebih suka untuk dibunuh oleh bom daripada mati di tangan preman rezim,” kata Najjar.

Ada banyak mayat berserakan di antara puing-puing bangunan yang hancur. Najjar dan yang lainnya hampir sama bahwa mereka tidak lagi yakin ada seseorang yang akan menyelamatkan mereka.

“Seluruh dunia telah meninggalkan kemanusiaan dan menjual kami,” kata Najjar menyimpulkan.

Sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan oleh juru bicara kantor HAM PBB Rupert Colville menyebutkan,  setidaknya sebanyak 82 warga sipil, termasuk 11 perempuan dan 13 anak-anak, dieksekusi dalam beberapa hari terakhir.

Aktivis Mohammad Al-Khatib mengatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah terus melancarkan serangannya terhadap kota setelah ada kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan Rusia untuk memungkinkan warga sipil dan militan oposisi meninggalkan kota.

“Pengeboman sedang berlangsung, tidak ada yang bisa bergerak. Setiap orang bersembunyi dan ketakutan. Situasi tak terlukiskan,” kata Khatib dari dalam kota. “Orang yang terluka dan mati tergeletak di jalan. Tidak ada yang berani untuk mencoba mengambil tubuh mereka.”

Beberapa warga telah membawa kondisi mereka ke Twitter untuk mempublikasikan pesan putus asa mereka dari lingkungan di bawah pengeboman dan penembakan.

“Rezim Assad melakukan pidana dan Iran telah memecah gencatan senjata, mereka kembali menyerang warga sipil dan melanjutkan genosida,” kata aktivis Lina Shamy dalam tweet video, dengan suara tembakan terdengar di latar belakangnya.

“Warga sipil terjebak lagi di kota. Tidak ada yang bisa meninggalkan kota di bawah perjanjian ini. Kaum revolusioner akan berjuang sampai nafas terakhir, melindungi warga sipil di kota ini,” tambahnya. (P001/P2)

Sumber: The Arab New

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.