Mengunjungi tanah suci Mekah dan Madinah merupakan keinginan seluruh umat Islam di dunia. Selain untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh, ini juga menjadi kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah maupun tempat-tempat penting umat Islam lainnya.
Salah satunya adalah Kompleks Percetakan Al-Quran Raja Fahd (bahasa Arab: مجمع الملك فهد لطباعة المصحف الشريف Mujamma’ al-Mālik Fahd lithibā’ati al-Mushaf asy-Syarīf), percetakan Al-Quran terbesar di dunia, yang terletak di Madinah, Arab Saudi.Berlokasi sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi.
Yang mencetak Al-Quran dan terjemahannya ke 78 bahasa termasuk Bahasa Indonesia, mencetak lebih dari 10 juta kopi setiap tahun dan mendistribusiksannya ke seluruh dunia; di samping publikasi lain, seperti kaset audio, kaset digital yang bisa diunduh di hp pintar. Demikian keterangan yang diterima MINA dari Kerajaan Arab Saudi.
Percetakan Al-Quran ini telah berdiri sejak 1984. Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Fahd bin Abdulaziz, meletakkan batu fondasi kompleks pada 1403 H (1982), dan secara resmi diluncurkan pada 1405 H (1984).
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina
Luas kompleks yang terletak di Jalan Tabuk ini diperkirakan seluas 250.000 meter persegi dan berada di bawah pengawasan Kementerian Agama, Dakwah, dan Bimbingan Islam Arab Saudi.
Tempat ini merupakan sebuah komplek yang tidak hanya berdiri sebagai percetakan, ada juga kantor induk, toko, masjid, rumah sakit, hingga rumah untuk untuk para karyawan yang bekerja di sini.
Hampir 2.000 orang menjadi pegawai di sana, di mana kebanyakan merupakan warga asli Arab Saudi. Memiliki tugas yang beragam dan juga menarik. Sebanyak 900 orang di antaranya merupakan pengawas dalam proses percetakan mushaf.
Mereka bukanlah orang sembarangan, melainkan para ulama dan penghafal Al-Quran yang bertanggung jawab meneliti sedetail mungkin mushaf Al-Quran yang diproduksi.
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Jika ditemukan kesalahan tulisan pada cetakan meskipun hanya sedikit, mushaf-mushaf yang tidak lolos quality control itu akan langsung dipisahkan.
Termasuk juga terjemahannya, Pemerintah Arab Saudi mengundang kiai atau syaikh dari negara yang bersangkutan untuk mengecek kesesuaian antara ayat dan artinya.
Kompleks percetakan ini bertujuan untuk mencetak Al-Quran dengan narasi terkenal di dunia Islam, merekam bacaannya, menyediakan terjemahan, dan melakukan penelitian dan studi yang berkaitan dengan ilmu Al-Quran.
Dalam setahun tak kurang dari 18 juta eksemplar Al-Quran dicetak.
Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti
Ada satu hal istimewa lainnya dari ekspor Al-Quran yang dilakukan percetakan raksasa ini, yaitu terdapat 78 macam bahasa yang dicetak selain Bahasa Arab, termasuk Bahasa Indonesia.
Percetakan juga mengembangkan Al-Quran dalam versi digital. Umat Islam bisa mengunduh aplikasinya di ponsel pintar. Namanya Mushaf Madinah Nabawiyah (tertulis dalam bahasa Arab).
Pada April 2021, Kementerian Agama, Dakwah, dan Bimbingan Islam Arab Saudi melalui Percetakan Al-Quran Kompleks Raja Fahd, telah mulai mengirimkan 1,2 juta mushaf Al-Quran dalam berbagai ukuran dan terjemahan 21 bahasa ke 29 negara di seluruh dunia sebagai bagian program hadiah Penjaga Dua Masjid Suci.
Pengiriman sedang dilakukan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Arab Saudi serta pusat-pusat Islam dan budaya yang berafiliasi dengan Arab Saudi di negara-negara tersebut.
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
Selain Al-Quran, pabrik percetakan ini juga memproduksi buku-buku Islam, seperti tafsir, hadist, buku-buku doa dan lainnya. Masing-masing contoh buku agama dan Al-Quran yang pernah diproduksi tersimpan rapi di lemari kaca pajangan di gedug kompleks tersebut.
Di lokasi ini juga terdapat studi dan penelitian yang berlanjut untuk membantu percetakan Al-Quran dan Al-Hadits, serta terus menggunakan teknik percetakan yang paling modern.
Jumlah pengunjung ke kompleks ini setiap tahunnya telah mencapai lebih dari setengah juta pengunjung dari seluruh dunia yang datang untuk melihat bangunan Islam yang megah ini, yang merupakan salah satu karya agung yang dilakukan oleh Kerajaan untuk melayani Islam dan Muslim.
Jika ada yang berpikir tempat ini hanyalah tempat percetakan biasa, maka dugaan itu salah besar. Mengunjungi Kompleks Raja Fahd bisa menjadi sarana untuk mendapatkan ilmu baru mengenai hal ini.
Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina
Siapa pun diizinkan untuk mengunjungi percetakan Al-Quran Kompleks Raja Fahd. Tempat ini selalu buka kecuali pada hari Kamis dan Jumat.
Untuk waktu kunjungan, dalam satu hari dibatasi mulai dari pukul 08.00 hingga 14.00 waktu setempat.
Pengunjung juga harus siap antre untuk dapat masuk ke dalam pabrik. Alasannya karena percetakan membatasi jumlah orang yang masuk per satu rombongan, yaitu hanya sekitar 15 sampai 20 orang dengan durasi 15 sampai 20 menit.
Hanya rombongan laki-laki saja yang diperbolehkan masuk ke area percetakan, sedangkan rombongan perempuan dipersilahkan untuk ke area showroom.
Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta
Pada musim haji, setiap pengunjung bisa mendapatkan satu Al-Quran secara gratis. Ini merupakan hadiah dari Raja. Selain itu, 1,8 juta eksemplar juga didistribusikan setiap tahun di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Pelabuhan Jeddah serta Bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah.
Jika ingin beli, bisa juga karena di area showroom pada kompleks ini tersedia berbagai jenis Al-Quran. Anda bisa membeli Al-Quran untuk hadiah atau oleh-oleh dengan harga yang lebih murah ketimbang di toko biasa yang ada di sekitar kompleks.
Namun di masa pandemi, pemerintah Kerajaan Arab Saudi menutup sementara seluruh tempat rekreasi dan pusat kegiatan masyarakat termasuk Kompleks Percetakan Al-Quran Raja Fahd ini, untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).(AK/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)