Mantan Presiden Irlandia Sebut Gereja Katolik Pembenci Perempuan

Foto: RTE

Roma, MINA – Mantan Presiden Irlandia Mary McAleese menyebut sebagai “Kekaisaran Misoginis” alias entitas yang sangat membenci perempuan.

Pernyataan itu disampaikan McAleesa saat berbicara di Roma menjelang konferensi Voices of Faith. Acara itu bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Kamis (8/3).

Di momen itu para pemimpin perempuan terkemuka menuntut lebih banyak pengaruh dan keterwakilan kaum hawa dalam kepemimpinan gereja, menurut Newsweek.

Gereja Katolik saat ini mempromosikan homofobia dan misoginis, kata McAleese, dan mencatat bahwa gereja perlu melakukan reformasi untuk dapat bertahan di masa depan.

“Gereja Katolik adalah salah satu benteng hebat terakhir kaum misoginis,” kata McAleese, menurut BBC.

“Entitas gereja merupakan sebuah kerajaan misoginis. Sangat sedikit peran kepemimpinan (di gereja) yang saat ini tersedia bagi wanita.”

Tuduhan McAleese bahwa gereja sangat misoginis tidak hanya didasarkan pada sedikitnya wanita dalam kepemimpinan struktur gereja, tapi juga dari sikap prokehidupan mereka.

Menjunjung tinggi kehidupan manusia di setiap tingkat sebagai hal yang sakral, ketimbang menetapkan aborsi sebagai hak wanita, menurut McAleese, adalah bentuk diskriminasi laki-laki terhadap perempuan.

Menurut dia, sikap Gereja Katolik yang homofobia dan antiaborsi bukan pendirian yang cocok untuk Gereja Katolik masa depan.

McAleese menggemakan pernyataan Paus Benediktus X pada para teolog wanita. Para teolog wanita “adalah stroberi di atas kue,” kata Paus kepada komisi teologis Vatikan pada tahun 2014.

Dia yakin seharusnya ada lebih banyak perwakilan perempuan di komite tersebut dan di gereja secara keseluruhan.

“Kami tidak ingin menjadi apa yang Paus sebut sebagai ‘stroberi di atas kue,'” kata McAleese, menurut BBC. “Suara kita menggerakkan angin perubahan, jadi kita harus berbicara.”

Penentangan McAleese terhadap doktrin Katolik sebagian didorong oleh fakta bahwa anaknya gay dan telah mempromosikan toleransi dan inklusi homoseksual di dalam Gereja Katolik selama 40 tahun, menurut Newsweek.

Komentar terakhirnya juga dipicu oleh penolakan Paus Franciskus untuk menghadiri konferensi Voices of Faith karena masuknya seorang wanita yang juga mempromosikan hak gay dan lesbian Katolik di Uganda, yang telah melarang homoseksualitas.

Kepemimpinan Katolik juga berkeberatan dengan masuknya profesor teologi Katolik Inggris Tina Beattie. (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.