Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memaknai Nuzulul Quran, Berinteraksi dengan Al-Quran

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 8 April 2023 - 21:08 WIB

Sabtu, 8 April 2023 - 21:08 WIB

7 Views

Oleh : Ustadz Ali Farkhan Tsani *

Alhamdulillah hingga saat ini kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan di siang hari dan Qiyamu Ramadhan (shalat tarawih) pada malam harinya, semata-mata karena “iimaanan wahtisaaban”. Yakni penuh keyakinan, karena Allah, dan penuh pengharapan akan ridha-Nya.

Kita pun bersyukur karena pada bulan Ramadhan ini kita dapat semakin mencintai dan menghayati Al-Quran sebagai pedoman hidup kita. Al-Quran yang bukan sekedar bacaan tekstual. Namun lebih dari itu, Al-Quran adalah pengamalan kontekstual dan kunci jawaban dari setiap problematika kehidupan sehari-hari.

Al-Quran yang bukan hanya kita tadarusi huruf demi hurufnya, di sepanjang bulan Ramadhan ini sampai khataman. Namun juga ditadaburi kandungan maknanya, sebagai pemandu kita dalam menata dan meniti jalan kehidupan.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Karena itu, Al-Quran merupakan daya dorong kita, sumber motivasi kita dan inspirasi kita dalam melangkah mengarungi kehidupan yang fana menuju akhirat yang baka.

Selanjutnya, Allah menyebutkan di dalam ayat, kaitan antara bulan Ramadhan dengan Al-Quran :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)……”. (QS Al-Baqarah [2]: 185).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Oleh karena itu, memaknai Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan penuh berkah ini, khususnya pada tanggal 17 Ramadhan, adalah dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, sumber hukum, obat memperkokoh jiwa, penyebar kasih sayang, landasan menata peradaban dunia serta bacaan kegemaran sehari-hari.

Allah menyebutkan di dalam ayat :

 وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ۬ وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ‌ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّـٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارً۬ا

Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-angsur dari Al-Quran ayat-ayat Suci yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya, dan (sebaliknya) Al-Quran tidak menambahkan orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian jua”. (QS Al-Isra [17]: 82).

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Pada ayat lain disebutkan :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ  

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).

Di dalam ayat ini disebutkan Al-Quran sebagai pedoman hidup itu berfungsi sebagai :

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Pertama, Mauidhah, yaitu pelajaran dari Allah kepada seluruh manusia agar mereka mencintai yang benar, serta menjauhi perbuatan yang salah. Pelajaran ini harus betul-betul dapat terwujud dalam perbuatan.

Kedua, Syifa, yaitu penyembuh bagi penyakit yang bersarang di dada manusia, seperti penyakit syirik, kufur dan munafik, termasuk pula semua penyakit yang mengganggu ketenteraman jiwa manusia, seperti putus harapan, lemah pendirian, memperturutkan hawa nafsu, rasa hasad dan dengki terhadap manusia, serta perasaan takut dan pengecut.

Ketiga, Huda, yaitu petunjuk ke jalan yang lurus, yang menyelamatkan manusia dari keyakinan yang sesat, dengan jalan membimbing akal dan perasaan agar berkeyakinan yang benar, serta membimbing agar giat beramal secara ikhlas.

Keempat, Rahmah, yaitu karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang mukmin, yang dapat mereka ambil dari petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an. Karena itu, orang-orang beriman yang meyakini dan melaksanakan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an akan merasakan buahnya. Mereka akan hidup berjama’ah, bersatu padu, tolong-menolong, sayang-menyayangi, bekerja sama dengan menegakkan keadilan, serta saling bantu membantu untuk memperoleh kesejahteraan.

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Untuk itu, marilah kita mantapkan diri agar menjadikan bulan suci Ramadhan ini sebagai bulan tadarus Al-Quran. Ini bermakna kita dan keluarga kita, agar selalu menyuarakan bacaan Al-Quran di rumah kita sepanjang hari.

Dengan hikmah Nuzulul Quran marilah kita menjadikan isi Al-Quran benar-benar sebagai pedoman kehidupan, yang mampu mendorong kemajuan peradaban, menebarkan kasih sayang dan perdamaian dunia.

Cahaya Al-Quran yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang manfaat, nilai-nilai budaya yang penuh persaudaraan, serta kolaborasi dan sinergi hubungan antar bangsa yang penuh dengan cinta, rahmatan lil ‘alamin.

Sehingga cahaya Al-Quran itu dapat menerangi dunia yang sebagian besar tengah dilanda kegelapan petunjuk, pertikaian berdarah, hingga persaingan tanpa perikemanusiaan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu

Allah menyatakan di dalam firman-Nya:

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu”. (QS Al-Hadid [57]: 9).

Imam Ibnu Katsir di dalam Kitab Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat “supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya,” artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.

Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam

Karenanya, dengan selalu bersama Al-Quran, yang ditekankan pada bulan Ramadhan ini, dan itu menjadi pesan Nuzulul Quran, maka marilah kita mentadarusi dan mentadaburinya, sehingga akan senantiasa terhubung dengan Allah. Dengan kata lain, kita selalu berinteraksi dengan Al-Quran.

Dengan demikian, hal itu akan mampu memberikan spirit, inspirasi, dan motivasi dalam kehidupan. Di sinilah Al-Quran dikatakan sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia dan alam.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan ini. Aamiin. (A/RS2/P1 )

*Penulis, Ustadz Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., Wartawan & Redaktur Senior MINA, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Keislaman. Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected]

Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Kolom