Beirut, 4 Jumadil Akhir 1437/13 Maret 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Lebanon Gebran Bassil mengatakan, penetapan Hizbullah sebagai kelompok teroris oleh Liga Arab “tidak bisa diterima”.
“Menggambarkan partai sebagai teroris tidak sesuai dengan perjanjian Arab untuk memerangi terorisme,” kata Bassil dalam sebuah wawancara dengan harian Kuwait Al-Rai pada Ahad (13/3).
Dia mengatakan, Hizbullah telah memiliki tingkat di PBB dan mempunyai perwakilan yang luas di Lebanon. Mereka memiliki blok parlemen dan massa menteri.
Bassil menegaskan bahwa Pemerintah Beirut mengutuk serangan terhadap misi Arab Saudi di Iran dan mengecam campur tangan dalam urusan internal negara-negara Arab. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pada Jumat, Liga Arab menyatakan Hizbullah sebagai kelompok “teroris”, setelah negara-negara kerajaan Teluk lebih dulu mengecap organisasi bersenjata itu sebagai organisasi “teroris”.
Langkah ini mencerminkan kian memburuknya ketegangan antara Iran dan enam negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Pelabelan Hizbullah itu dipicu pula ketika Pemerintah Lebanon menolak bergabung bersama negara-negara Arab untuk mengecam Iran terkait serangan demonstran terhadap misi konsulat Arab Saudi di Teheran.
Pada bulan Januari, anggota GCC Bahrain mengatakan telah membongkar sel “teroris” yang diduga terkait dengan Pengawal Revolusi Iran dan Hizbullah.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Arab Saudi dan sesama negara Teluk juga menuduh Iran mendukung pemberontak di Yaman, tapi tudingan itu dibantah oleh Iran.
Negara GCC juga mengecam aliansi rezim Suriah dengan Hizbullah.
Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Uni Eropa telah lebih dulu mengecap Hizbullah sebagai kelompok “teroris”. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan