MENLU RESMI BUKA PROGRAM BEASISWA SENI DAN BUDAYA INDONESIA

Ibu Menlu dan Peserta BSBI dari berbagai negara berfoto bersama di depan gedung Pancasila, Jakarta.
Ibu dan Peserta dari berbagai negara berfoto bersama di depan gedung Pancasila, Jakarta.(Foto: MINA)

Jakarta, 18 Jumadil Awwal 1436/9 Maret 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi secara resmi membuka penyelenggaraan Program Seni dan (BSBI) 2015 yang melibatkan 70 peserta dari 43 negara termasuk Indonesia.

“Suatu kehormatan bagi saya menyambut Anda semua di Indonesia ini,” kata Retno dalam pembukaan Program BSBI 2015 di Gedung Pancasila Kemlu Jakarta, Senin (9/3).

Program BSBI 2015 itu diikuti 70 peserta dari 43 negara, antara lain Austria, Brunei Darussalam, Kamboja, Kanada, Tiongkok, Kroasia, Ceko, Fiji, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, India, Kazakstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Selandia Baru, dan Papua Nugini.

Selanjutnya, Polandia, Rusia, Kepulauan Solomon, Korea Selatan, Spanyol, Suriname, Thailand, Belanda, Filipina, Amerika Serikat, Timor Leste, Turki, Vanuatu, Vietnam dan negara lainnya.

Dari 70 peserta program BSBI itu, enam di antaranya berasal dari Indonesia. Para peserta dari Indonesia akan bertugas mendampingi para peserta dari negara lain.

Menurut Menlu, Program BSBI yang dimulai 13 tahun lalu itu merupakan alat bagi Indonesia untuk menggapai generasi muda di seluruh dunia.

“Mempelajari bahasa lain dan menghormati budaya lain di suatu negara bukan hanya soal mendapatkan pengalaman. Bahkan, itu berarti Anda sedang membangun jembatan pemahaman, perdamaian dan kemakmuran bagi dunia,” kata Retno.

“Kita memerlukan jembatan yang solid untuk menghadapi tantangan global dan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Retno.

Menurut Direktur Diplomasi Publik Kemlu Al-Busyra Basnur, peserta BSBI tentunya tidak sekedar datang dan pergi meninggalkan Indonesia. Mereka tidak hanya mengukir bagian sejarah hidup di Indonesia, melainkan juga banyak yang mengandalkan kesuksesan hidup dari secuil pengalaman yang bermakan, tinggal, beraktifitas, dan berintegrasi dengan masyarakat dan berbagai kelompok sosial di Indonesia.

“Para peserta Program BSBI akan mempelajari bahasa, kesenian, dan kebudayaan Indonesia dengan mengunjungi enam kota yaitu Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makassar, dan Bali,“ ujar Busyra.

Busyra mengatakan, Khusus di Yogyakarta, mereka akan mempelajari tentang Indonesia secara akademis dari sisi kajian politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di lima kota lain, mereka akan belajar seni budaya Indonesia, seperti tarian tradisional, cara memainkan alat musik tradisional, dan kearifan lokal.

Program BSBI itu akan berlangsung selama tiga bulan dan ditutup dengan sebuah pertunjukan kolosal bernama Indonesia Channel, yang akan diperankan oleh para peserta.

“Pertunjukan itu merupakan media di mana kita melihat kesuksean peserta mendapat pengalaman di Indonesia. Rencananya untuk tahun ini Indonesia Channel akan dilakukan di Bandung pada 15 Juni,” jelasnya.

Al-Busyra menilai Program BSBI bermanfaat untuk mempromosikan kesenian, budaya, serta pariwisata Indonesia ke dunia internasional.

“Kami melihat program ini sangat bermanfaat. Para peserta ini setelah kembali ke negaranya masing-masing, mereka biasanya berperan aktif mempromosikan tentang Indonesia, dan menjadi diplomat di negaranya masing-masing,” kata Busyra. (L/P007/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0