Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menlu RI-Menlu Yordania Bahas Perkembangan Situasi Palestina

Nidiya Fitriyah - Rabu, 4 Oktober 2017 - 22:00 WIB

Rabu, 4 Oktober 2017 - 22:00 WIB

270 Views ㅤ

Foto: Kemlu RI

yordania-300x200.jpg" alt="" width="300" height="200" /> (Foto: Kemlu RI)

Amman, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P. Marsudi dan Menlu Yordania, Ayman Safadi membahas perkembangan situasi Palestina dalam pertemuan bilateral di Kantor Kementerian Luar Negeri Yordania, Rabu (4/10).

Menlu Retno menekankan pentingnya untuk terus menempatkan isu kemerdekaan Palestina dalam agenda utama masyarakat internasional.

Kedua Menlu sepakat bahwa tidak ada solusi lain dalam penyelesaian isu Palestina kecuali two state solution (solusi dua negara). Demikian keterangan pers Kemlu RI yang diterima MINA.

Menlu Yordania menyampaikan apresiasi atas komitmen Indonesia dalam memperjuangkan dan mencari solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi Palestina, termasuk kejadian di Meajid Al-Aqsha baru-baru ini.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Indonesia akan selalu berada bersama Palestina, karena Palestina berada di jantung politik luar negeri Indonesia,” tegas Menlu Retno kepada Menlu Yordania.

Kedua Menlu berpandangan, konflik dalam negeri maupun antar sesama negara Islam, selama ini membatasi mereka untuk dapat memajukan umatnya. Dalam kaitan ini, kedua Menlu sepakat pentingnya peningkatan kerja sama, baik secara bilateral maupun bersama negara Islam lainnya, untuk memanfaatkan potensi bersama dalam mensejahterakan umat.

Menlu Retno menyampaikan, banyak negara Islam yang saat ini belum sepenuhnya dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

Indonesia dan Yordania sebagai dua negara di mana Islam, pluralisme dan demokrasi berjalan berdampingan, harus dapat menyuarakan Islam Rahmatan lil’ Alamin dan memajukan kesejahteraan umat,” ujar Menlu Retno

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

“Sebagai negara yang pluralis dan moderat, Yordania, adalah mitra alami dalam menyuarakan Islam Rahmatan lil’Alamiin.”

Lebih lanjut, kedua Menlu membahas satu tantangan besar yang dihadapi kedua negara saat ini yaitu, terorisme dan radikalisme. Kedua Menlu sepakat bahwa tantangan ini semakin berat dengan adanya ancaman regionalisasi kelompok terorisme akibat banyaknya foreign terrorist fighters (FTF) yang kembali dari beberapa negara di Timur Tengah. Situasi di Marawi, Filipina merupakan salah satu contoh dari regionalisasi kelompok teroris.

Dalam kaitan ini, kedua Menlu menekankan pentingnya upaya bersama dalam bentuk kerja sama dan kemitraan untuk penanggulangan terorisme dan radikalisme. Untuk itu, Menlu Retnomendorong agar segera diselesaikan pembahasan MoU kerja sama penanggulangan terorisme dan radikalisme.

Beberapa area kerja sama yang disebut kedua Menlu penting untuk dilakukan antara lain pertukaran informasi dan intelijen, pencegahan pendanaan bagi terorisme, penanganan foreign terrorist figthers (FTF), program diradikalisasi dan dialog interfaith, serta peningkatan kapasitas.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Terkait dengan kerja sama bilateral kedua negara, Menlu Retnomenyampaikan, kerja sama ekonomi kedua negara masih terbuka lebar. Nilai perdagangan tahun 2016 hanya menyampai US$ 256.4 juta dan hampir tidak berbeda dibanding tahun 2015. Kedua Menlu sepakat perlunya segera mengambil langkah untuk mengubah situasi ini.

“Kita harus membuka akses lebih besar bagi produk-produk unggulan masing-masing negara,” kata Menlu Retno.

Selain mengurangi berbagai hambatan perdagangan, diversifikasi produk perdagangan kedua negara juga perlu untuk terus didorong. Indonesia memiliki produk industri strategis yang sangat kompetitif, antara lain seperti pesawat, kapal dan senjata. “Indonesia memiliki keunggulan di berbagai produk industri strategis yang dapat dimanfaatkan oleh Yordania,” ucap Menlu Retno.

Hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada tahun 1950. Kedutaan besar Indonesia di Amman, Yordania dibuka sejak tahun 1985 sementara Yordania membuka kedutaannya di Jakarta pada bulan November 1986. Nilai perdagangan Indonesia-Yordania tercatat pada 2016 kurang lebih sama dengan tahun 2015 yaitu USD 256 juta, dengan peningkatan USD 25.000 pada 2016. Sementara itu, nilai perdagangan selama periode Januari-Juni 2017 meningkat 6,88% dibanding periode yang sama tahun 2016.

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Jumlah wisatawan Yordania yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebanyak 4.806 orang. Sedangkan jumlah WNI yang berkunjung ke Yordania pada tahun 2016 sebanyak 70.000 orang. Jumlah WNI di Yordania tercatat sebanyak 4.157 orang.(R/R04/K02/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Internasional
Indonesia
Palestina
Palestina