MUI Imbau Umat Islam Hidupkan Malam Idul Fitri Syiarkan Takbir

Sekretaris KF) dan ), Asrorun Niam Sholeh (Foto : MUI)

Jakarta, 29 Ramadhan 1438/24 Juni 2017 (MINA) – Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau kepada seluruh ummat Islam untuk menghidupkan malam dengan mensyiarkan kumandang takbir, tahmid, dan tahlil di manapun berada baik masjid,  mushalla dan rumah.

“Aparat keamanan dapat menjaga ketertiban saat takbir keliling dan perlu menjamin keamanan kegiatan ibadah,  termasuk takbir keliling. Jelang hari raya Idul Fitri 1438 H,” kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI  Asrorun Niam Sholeh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (24/6).

Ia mengatakan masyarakat bertanya kepada Komisi Fatwa MUI apa hukum takbir keliling. “Takbir di malam Idul Fitri hukumnya sunnah bagi setiap muslim. Takbir dapat dilaksanakan dengan sendiri atau berjamaah,  dapat dilaksanakan di rumah,  di masjid,  di mushalla,  juga di jalan.  Bisa dilaksanakan dengan duduk berdiam diri,  jalan,  atau dengan berkendara, baik darat,  laut maupun udara”, ujar Asrorun.

“Syiar takbir yang menggema di seluruh negeri diharapkan dapat menjadi penyebab diturunkannya rahmat Allah,  sehingga negeri ini dikaruniai kedamaian, keamanan,  dan kesejahteraan”, ujar Asrorun yang juga doktor bidang hukum Islam  berpendidikan tinggi di Mesir, Singapura dan AS itu.

“Takbir keliling sebagai sarana syiar yang merupakan wujud kearifan lokal yang khas Indonesia. Bagi umat Islam yang melaksanakan takbir keliling,  perlu menjaga ketertiban umum.  Koordinasi dengan pengurus masjid,  pengurus lingkungan,  dinas lalu lintas,  dan aparat keamanan”.

” Aparat keamanan perlu menjamin ketertiban dan keamanan pelaksanaan ibadah, termasuk kegiatan umat Islam yang menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir keliling. Tidak boleh ada yang menghalangi kegiatan syiar Idul Fitri, dengan dalih apapun”.

“Menjadikan momentum Idul Fitri ini untuk meneguhkan tali silaturrahmi. Kuatkan silaturrahmi, mulai dari keluarga dekat,  keluarga jauh,  tetangga,  hingga sesama anak bangsa,” harap Asrorun .

Hari raya Idul Fitri perlu dijadikan sarana untuk meneguhkan kohesi nasional, dan semangat rekonsiliasi untuk mewujudkan persatuan Indonesia. “Idul Fitri mewujudkan persatuan indonesia dalam bingkai Ketuhanan Yang Maha Esa”, ujar dosen Pascasarjana UIN Jakarta ini. (L/R03/P1)

Miraj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.