Nova Iriansyah: Lulusan Pendidikan Vokasi Harus Ciptakan Lapangan Kerja Baru di Aceh

Banda , MINA – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah meminta perguruan tinggi yang ada di Aceh mencetak lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja.

Permintaan itu disampaikan Nova saat menerima audiensi dari Politeknik seluruh Provinsi Aceh di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu (9/1).

Ada beberapa Perguruan Tinggi vokasi di Aceh, di antaranya Politeknik Aceh, Politeknik Indonesia Venezuela, Politeknik Aceh Selatan, Politeknik Kutaraja, dan Politeknik Negeri Lhokseumawe.

“Kalau full of skill harus menyediakan lapangan kerja, saya cenderung ingin ada penciptaan lapangan kerja, karena ada investment dari Aceh sendiri. Saya minta politeknik juga mengajarkan enterpreneurship agar dapat menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja. Nanti anak seperti ini (mampu ciptakan lapangan kerja) yang akan saya rekrut untuk mengembangkan sumber daya di Aceh,” kata Nova.

Nova mengatakan, terkait pengembangan vokasi di Aceh dukungannya jelas seperti yang tertuang dalam visi misi Irwandi-Nova. Meskipun demikian, Pemerintah Aceh tidak dapat mencampuri secara langsung pendanaan  Perguruan Tinggi Negeri Politeknik di Aceh, sebab kewenangan terhadap perguruan tinggi diatur oleh Pemerintah Pusat berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Karena itu, agar pengembangan pendidikan vokasi tidak mangkrak, ia berharap pihak politeknik mampu berinovasi mencari berbagai sumber pendanaan selain dari APBA. Misalnya, menggunakan skema kerjasama dengan pihak swasta seperti yang telah dilakukan Rumah Sakit Umum Zainal Abidin.

Pada kesempatan itu, Nova mengimbau agar politeknik dapat memberikan masukan secara rutin kepada pihaknya. Kemudian ia mengajak semua pihak bekerja secara baik dan berintegritas serta loyal dalam membangun Aceh.

Sementara itu, Perwakilan Politeknik seluruh Provinsi Aceh, Yuhanis Yunus memaparkan, dalam memengembangkan suatu negara selain dari sumber daya alam, sumber daya manusia dari bakat dan skill sangatlah penting, kemampuan tersebut, bisa diperoleh melalui pendidikan vokasi.

Menurutnya, pendidikan vokasi berbeda dengan universitas karena 70 persen yang diberikan pengajar merupakan praktik sementara teori hanya 30 persen, sehingga ini sangat mendukung skil peserta didik.

“Kita berharap pendidikan vokasi dapat membantu kerja Pemerintah Aceh untuk periode 2017- 2022. Sampai dengan Februari 2018 Presiden masih sangat antusias membahas terkait pendidikan  vokasi. Pendidikan vokasi diharapkan mampu menggerakkan beberapa sektor motor ekonomi Indonesia. Di antaranya manufaktur, kesehatan, ekonomi digital, wisata, pekerja migran serta agribisnis,” ujar Yuhanis. (L/Apr/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.