Islamabad, 18 Jumadil Akhir 1436/7 April 2015 (MINA) – Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif mengungkapkan bahwa negaranya diminta Arab Saudi untuk ikut serta mengirim tentara dan pesawat mendukung serangan ke Yaman.
Namun, Pakistan menolak permintaan itu dan lebih memilih mencari solusi politik damai mengatasi konflik Yaman, Akhbar Mishr mengungkapkan pada Senin (6/4), diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Arab Saudi telah meminta pasukan dan pesawat Pakistan untuk operasi terhadap pemberontak di Yaman, namun kami menekankan bahwa Islamabad masih mencari solusi damai untuk mengatasi konflik Yaman,” ujar Asif di hadapan Parlemen Pakistan.
Perdana Menteri Nawaz Sharif dijadwalkan menyelenggarakan sidang khusus membahas partisipasi Pakistan dalam konflik Yaman.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Menurutnya, Pakistan belum mengambil keputusan lagi dan lebih memilih solusi politik damai untuk konflik, dengan penekanan pada pertahanan kedaulatan wilayah Saudi, jika terkena ancaman.
Islamabad juga mengumumkan rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif ke ibukota Pakistan Rabu depan (8/4), untuk membahas situasi di Yaman.
Dalam konflik Yaman, Pakistan menempatkan diri bersama Turki, untuk menemukan solusi diplomatik dalam konflik, di mana tentara kedua negara merupakan kedua terbesar di dunia Muslim.
Kunjungan Menlu Iran Zarif ke Islamabad bersamaan dengan kunjungan Presiden Turki Erdogan ke Teheran, dan setelah beberapa hari kunjungan Nawaz Sharif ke Ankara Turki.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Penganut Syi’ah di Pakistan tercatat 20% dari jumlah penduduk dan menjadikannya negara terbesar kedua penganut Syi’ah setelah Iran.
Beberapa partai oposisi Pakistan, termasuk Partai Keadilan yang dipimpin oleh Imran Khan, juga dari kelompok Syi’ah.
Namun mereka juga diajak ikut berpartisipasi dalam pertemuan untuk menawarkan pandangannya tentang krisis dan implikasi yang kompleks di Yaman. (T/P4/R11).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)