Ramallah, 13 Syawwal 1438/7 Juli 2017 (MINA) – Otoritas Palestina (PA) telah menyatakan keprihatinannya atas keputusan Perdana Menteri India, Narendra Modi untuk tidak bertemu dengan Presiden Mahmoud Abbas dalam lawatan tiga hari bersejarahnya ke Israel.
Modi disambut oleh rekannya dari Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada hari Selasa saat dia menjadi pemimpin India pertama yang mengunjungi Israel, demikian Aljazeera melaporkan yang dikutip Mi’rah Islamic News Agency (MINA), Jumat (7/7).
Selain dengan Netanyahu, Modi juga bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin pada hari Rabu. Modi pernah bertemu Abbas di New Delhi pada bulan Mei lalu.
“Kami mengharapkan dia (Modi) untuk mengunjungi Israel dan Palestina,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Palestina, Tasir Jaradat kepada Al Jazeera.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Untuk memainkan peran penting di antara kedua belah pihak dan untuk dapat menyebarkan pesan perdamaian, seseorang harus mengunjungi keduanya,” katanya pula.
India, yang memiliki sejarah dukungan perjuangan Palestina, membuka hubungan diplomatik formal dengan Israel pada tahun 1992.
Selama Perang Dingin, India adalah anggota utama Gerakan Non-Blok negara-negara berkembang dan berpihak pada rakyat Palestina dalam konflik mereka dengan Israel.
Sebelum tahun 1992, India bahkan tidak mengizinkan warganya memasuki Israel dengan paspor India.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Tapi kemudian, kedua negara telah membina hubungan hangat, terutama di bidang kerjasama teknologi dan pertahanan.
Adalah hal biasa bagi para pemimpin dunia akan juga berkunjung ke Ramallah di Tepi Barat yang diduduki ketika melakukan perjalanan dinas ke Israel.
Seperti Presiden AS Donald Trump juga mengadakan pembicaraan dengan Netanyahu dan Abbas dalam kunjungannya pada bulan Mei lalu.
Keputusan Modi juga mendapat kritik dari penduduk di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
“Sangat menyedihkan bahwa Modi tidak datang ke Palestina,” Ali Mohammad Abushbak, seorang mahasiswa Palestina, mengatakan kepada The Indian Express.
“Banyak orang percaya cerita tentang Israel, tapi bagaimana dengan kisah Palestina? Kami merasa didiskriminasikan dengan pendekatan pemerintah India ini,” kata ALi lagi.
India berupaya menjalin hubungan pertahanan yang lebih dekat dengan Israel, terutama setelah ia mulai mengurangi dari mengandalkan dukungan perangkat keras militer dari sekutu lamanya Rusia.
Harry Fawcett dari Al-Jazeera, yang melaporkan dari Yerusalem, mengatakan: “Otoritas Palestina sangat terkejut bahwa Narendra Modi telah memutuskan untuk tidak menyediakan waktu bagi presidennya dalam kunjungan tiga hari”. (T/B05/R01)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)