Pasukan Suriah Tingkatkan Serangan Rebut Sumber Air Untuk Damaskus

Amman, 27 Rabiul Awwal 1438 H/27 Desember 2016 (MINA) – Pasukan Suriah meningkatkan serangan bom terhadap lembah baratlaut Damaskus dalam serangan yang dimulai pekan lalu untuk merebut kembali daerah strategis di mana sebuah mata air raksasa menyediakan pasokan air terbesar bagi ibukota negeri itu, demikian para dan penduduk melaporkan hari Selasa (27/12).

Reuters yang dikutip MINA memberitakan , pasukan Suriah menembaki dan membombardir beberapa kota di lembah Wadi Barada sekitar 18 km di baratlaut Damaskus dalam sebuah serangan besar-besaran yang dilancarkan sejak Jumat (23/12) lalu.

Jalan-jalan menuju kota-kota di lembah tersebut dan jurang-jurang gunung yang mengelilingi daerah itu berada di bawah kekuasaan pasukan elit Pengawal Republik dan kelompok Hezbollah   Shi’ite Lebanon, kata penduduk.

Penduduk menyebutkan, hari Senin (19/12) serangan dipusatkan di desa Baseimeh di pinggir lembah Amman di mana pasukan dan sekutunya mendesak maju lebih dalam di daerah kantong di mana 10 desa dihuni oleh sekitar 100.000 orang.

Para pemberontak mengatakan, pasukan Suriah menjadi lebih berani dengan kemenangan atas kota Aleppo dan memaksa penduduk desa itu juga untuk pergi atau menghadapi perang.

“Mereka mendesak kami untuk sepakat menyerahkan diri dan kami tidak akan memiliki tanah kami lagi,” kata Abu al Baraa, seorang komandan di Ahrar al Sham, kelompok pemberontak yang ada di kawasan tersebut.

Melalui serangkaian kesepakatan yang disebut pemukiman kembali dan serangan-serangan, pemerintah Suriah yang didukung oleh kekuatan udara Rusia dan milisia yang disokong Iran,  terus menerus menyerang pasukan oposisi di seputar ibukota.

Di samping mata air utama di Wadi Barada, daerah-daerah yang terletak di jalan dari Damaskus ke perbatasan Lebanon dipakai sebagai sebuah jalur pasokan kelompok Hezbollah yang diperkuat oleh Iran yang sangat terlibat dalam bersama pasukan Presiden Suriah  Bashar al Assad.

Seorang warga dan pemberontak mengatakan, pemboman udara telah merusak pos pompa mata air utama  Ein al Fija di mana sebuah jaringan pipa bawah tanah yang dalam keadaan normal menyediakan sekitar 65 persen kebutuhan air penduduk ibukota.

Sebuah gambar yang diambil oleh seorang pemberontak memperlihatkan atap pos pompa telah roboh.  Beberapa video yang diunggah di sosial media menunjukkan kerusakan dan kobaran api berikut asapnya dekat pos pompa air. Video lainnya memperlihatkan rumah-rumah yang hancur.

Menurut para pemberontak dan penduduk, pemboman itu juga telah menewaskan 14 warga sipil dan menghancurkan sebuah klinik serta kantor pertahanan sipil di daerah yang telah dikepung dan hanya memiliki sedikit akses pada makanan dan bahan bakar. Pasukan mengatakan, mereka sedang menyasar “teroris”.

Pasukan Suriah menyalahkan para pemberontak atas pencemaran mata air dengan minyak diesel sehingga para pejabat yang mengelola air mengatakan, mereka terpaksa mengurangi pasokan air ke ibukota dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyediakan cadangan sementara guna mengatasi kekurangan air.

Para pemberontak telah mengijinkan para pejabat pengelola air pemerintah untuk memelihara dan mengoperasikan pos pompa dan memasok air ke ibukota sejak mereka mengusai daerah itu pada tahun 2012. Para pemberontak itu keluar baik dari faksi Islam maupun dari  Pasukan Bebas Suriah.

Para pejuang dari daerah itu telah mengurangi pasokan air beberapa kali di waktu lampau sebagai suatu alat penekan untuk mencegah pasukan menyerbu wilayah tersebut. Tetapi mereka membantah tuduhan telah mencemari mata air dengan mengatakan, itu akan meracuni mereka lebih dulu sebelum meracuni orang lain. (RS1/P1)

Miraj Islamic News Agency/MINA

Wartawan: illa

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.