Jenewa, Swiss, MINA – Pejabat Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Nada Al-Nashif mengatakan ia khawatir dengan penargetan para pembela hak di wilayah Palestina yang diduduki, dikutip dari Days Of Palestine, Selasa (13/10).
Sesi rapat ke-51 Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang berlangsung dari 12 September hingga 7 Oktober, secara resmi mengeluarkan pernyataan, cukup prihatin dengan penargetan para pembela hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, terutama yang tampaknya dilakukan sewenang-wenang,
“Seperti perintah penutupan tujuh organisasi hak asasi manusia dan kemanusiaan Palestina di Ramallah pada 18 Agustus,” katanya.
Ia juga mengklaim para pembela hak tersebut telah menerima ancaman penangkapan karena menjalankan tugasnya.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
“Kami para pejabat PBB menyatakan prihatin bahwa Israel belum memperpanjang visa untuk staf asing OHCHR di kantor Palestina kami, sehingga membatasi pemantauan hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki” tambahnya.
Ia juga menambahkan, mereka yang menentang perang di Ukraina tunduk pada intimidasi, tindakan represif, dan sanksi di Rusia.
Menurutnya, hal ini mengganggu nikmat kebebasan mendasar yang diberikan oleh Konstitusi, termasuk hak untuk berkumpul, berekspresi, dan berserikat secara bebas.(T/ara/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza
Sumber: https://daysofpalestine.ps/un-official-alarms-at-right-defenders-targeting-in-occupied-palestine/