PBB: Lebih dari 1.000 Warga Afghanistan Tewas oleh Ledakan dan Kekerasan Sejak Agustus 2021

Ilustrasi: Petugas medis memasukkan korban bom sekolah di Kabul ke dalam ambulans, Rabu, 15 Agustus 2018. (Foto: AP)

Kabul, MINA – Lebih dari seribu warga sipil Afghanistan tewas dalam pengeboman dan kekerasan lainnya sejak pasukan asing pergi dan Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021, menurut laporan misi PBB untuk Afghanistan yang dirilis pada Selasa (27/6).

Antara 15 Agustus 2021 hingga Mei tahun ini, 1.095 warga sipil tewas dan 2.679 terluka, menurut Misi PBB untuk Afghanistan (UNAMA), menggarisbawahi tantangan keamanan bahkan setelah berakhirnya perang selama beberapa dekade.

Mayoritas kematian – lebih dari 700 – disebabkan oleh alat peledak improvisasi, termasuk bom bunuh diri di tempat umum seperti masjid, pusat pendidikan dan pasar. The New Arab melaporkan.

Meskipun pertempuran bersenjata telah menurun drastis sejak Taliban mengambil alih pemerintahan pada Agustus 2021 ketika militer yang didukung NATO runtuh, tantangan keamanan tetap ada, terutama dari kelompok Negara Islam (ISIS).

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

Kelompok militan bertanggung jawab atas sebagian besar serangan, menurut UNAMA, yang juga mencatat bahwa tingkat kematian serangan telah meningkat meskipun insiden kekerasan lebih sedikit.

“Angka UNAMA menyoroti tidak hanya kerugian sipil yang terus berlanjut akibat serangan semacam itu, tetapi peningkatan serangan bunuh diri yang mematikan sejak 15 Agustus 2021, dengan jumlah serangan yang lebih sedikit yang menyebabkan lebih banyak korban sipil,” kata laporan itu.

Taliban mengatakan, mereka fokus untuk mengamankan negara dan telah melakukan beberapa serangan terhadap sel ISIS dalam beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 1.700 korban, termasuk luka-luka, dikaitkan dengan serangan eksplosif yang diklaim oleh ISIS, menurut UNAMA.

Kementerian Luar Negeri yang dikelola Taliban dalam menanggapi PBB mengatakan, Afghanistan telah menghadapi tantangan keamanan dalam perang selama beberapa dekade sebelum peerintahan Taliban yang dikenal sebagai Imarah Islam mengambil alih dan situasinya membaik.

Baca Juga:  Massa Pendukung Israel Serang Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas California

“Pasukan keamanan Imarah Islam mewajibkan diri mereka sendiri untuk memastikan keamanan warga dan mengambil tindakan tepat waktu untuk mencabut tempat berlindung para teroris,” katanya. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.