Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia diharapkan lebih memperhatikan sekolah-sekolah swasta baik dari sisi regulasi maupun kesejahteraan para pengajarnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi mutu pendidikan dan kreativitas anak-anak didik.
Pemerhati dan Praktisi pendidikan 4.0 Indra Charismiadji mengharapkan adanya regulasi yang berbeda untuk membuat sekolah swasta lebih berkreasi dan meningkatkan mutu pendidikan secara nyata. Menurutnya, aturan yang sekarang dianggap belum berhasil meningkatkan kualitas anak didik.
“Faktanya, sudah 18 tahun (minat) membaca tidak meningkat, sains dan matematika cuman meningkatkan sedikit,” kata Indra yang juga moderator dalam diskusi publik dengan tema “Sekolah Swasta, Masihkah Diperlukan?” di Jakarta, Selasa (10/12).
Forum diskusi tersebut menghadirkan perwakilan dari pemerintah (Kemendikbud, Kemenag), DPR dan para pengelola sekolah-sekolah swasta di Indonesia, seperti dari NU, Muhamadiyah, Jaringan Sekolah Alam Nusantara, Majelis Pendidikan Kristen.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Selain itu, Imam Parikesit Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta DKI Jakarta mengatakan, dalam memajukan mutu pendidikan nasional harus dimulai dari peningkatan mutu sekolah swasta.
Menurutnya, secara kualitas dan jumlah sekolah swasta mengungguli sekolah negeri. Ia mencatat, secara nasional jumlah sekolah swasta 63 persen dan sekolah negeri 37 persen.
Ia juga mengharapkan pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan guru-guru. Menurutnya, memajukan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kualitas guru dan kualitas guru dipengaruhi oleh kesejahteraan guru.
Sementara itu, Totok Suprayitno, Kabalitbang Kemendikbud RI mengharapkan agar sekolah-sekolah swasta dapat menularkan kreativitas dan inovasinya kepada sekolah lainnya, termasuk sekolah negeri.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Kita negara belum mampu melayani seluruh layanan pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk komplemen layanan masih dibutuhkan swasta,” kata Totok Suprayitno, Kabalitbang Kemendikbud RI dalam sebuah diskusi publik dengan tema “Sekolah Swasta, Masihkah Diperlukan?” di Jakarta, Selasa (10/12).
Menurut Totok, sekolah swasta cenderung memiliki kultur kebebasan sehingga mendukung dalam menciptakan kreativitas dan inovasi dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain.
“Jadi disitu (sekolah swasta) ada kreativitas dan inovasi yang dapat menginspirasi bagi kami (sekolah negeri) dan sekolah-sekolah lain,” tambahnya.
Ia mengatakan, sekolah-sekolah unggulan seperti JIST dan Jaringan Sekolah Alam Nusantara diharapkan dapat menularkan praktik baiknya. Dalam penularannya, ia menjelaskan, dapat dilakukan dengan proses partnership, yaitu sekolah yang bagus dapat menjadi center of learning.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang belum bagus atau belum mampu, pemerintah siap memberikan bantuan baik berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau pun yang lainnya. (L/Sj)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia