Pentingnya Kaderisasi

(Ilustrasi: MINA)

Oleh: Bahron Ansori, Wartawan MINA

Dalam sebuah , pergerakan atau sebuah komunitas adalah hal mendasar yang suka tidak suka mau tidak mau harus dilakukan. Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pun melakukan proses kaderisasi kepada para sahabatnya. Tidak akan berjalan dengan baik sebuah organisasi, pergerakan atau komunitas jika mengabaikan kaderisasi.

Bicara kaderisasi berarti bicara serius tentang pelanjut di masa yang akan datang. Kaderisasi menurut Kamus Besar Bahasa (KBBI) berarti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Kader merupakan orang yang diharapkan akan memegang peranan penting di dalam pemerintahan, partai, ormas, dan sebagainya.

Kaderisasi juga berarti proses pendididkan jangka panjang untuk pengoptimalan potensi-potensi kader dengan cara mentransfer dan menanamkan nilai-nilai tertentu, hingga nantinya akan melahirkan kader-kader yang tangguh.

Kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua bagian secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi (subyek). Kedua, sasaran kaderisasi (obyek). Bagi   subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang dalam sebuah organisasi yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi.

Sedangkan sasaran kader adalah obyek dari kaderisasi, dengan kata lain mereka adalah individu-individu yang sengaja disiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi sebuah organisasi, gerakan dakwah dan hal sejenis lainnya.

Sistem kaderisasi Rasulullah

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah contoh terbaik seorang pemimpin yang sukses dalam melakukan kaderisasi. Atas pertolongan Allah dan jerih payahnyalah dakwah Islam tersebar luas keseluruh pelosok negeri hanya dalam kurun waktu 23 tahun sejak masa kerasulannya.

Betapa banyak kader Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menorehkan tinta emas sepanjang sejarah kehidupan manusia. Sebut saja Umar bin Khattab, ketika menjadi khalifah pengaruh Islam makin menguat. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah kekuasaan Islam saat itu. Daerah kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi , Suriah, Iran, dan Turki tak luput dari penguasaan kaum muslimin.

Baca Juga:  Ammo Baba, Pelatih Bola Legendaris Irak

Menurut Islam, kaderisasi diartikan sebagai upaya menyiapkan para calon pemimpin di hari esok yang kokoh secara akidah, ceras secara akal dan kuat secara fisik demi mengembangkan dan dan mempertahankan ciri khas kaum muslimin sebagai khairu ummah ().

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”  (Qs. Ali Imran : 110)

Harus diingat, proses sebuah kaderisasi akan berjalan dan berhasil jika para pengkader lebih dulu melakukan hal-hal yang selayaknya diikuti. Artinya, seorang pengkader harus bisa memberikan pengarahan dan pelatihan yang tepat. Yang jadi masalah terkadang apa yang disampaikan oleh para pengkader justru tidak mereka amalkan. Lalu bagaimana mungkin kaderisasi akan berhasil.

Contoh sederhana misalnya, sang pengkader dalam sebuah pelatihan mengatakan agar kita bisa disiplin, tepat waktu, namun ia sendiri terlambat dalam mengisi pelatihan. Contoh kecil inilah yang kadang membuat proses kaderisasi tidak berjalan. Sepertinya sepele bukan?

Baca Juga:  Khutbah Jumat: Menghayati Makna Ibadah  

Lihat bagaiman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengkader para sahabatnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu melakukan apa yang dikatakannya atau mengatakan apa yang dilakukannya. Di sinilah pentingnya sejiwanya antara ucapan lisan dan perbuatan.

Jauh-jauh hari, Allah Ta’ala pun sudah mengingatkan setiap hamba-Nya tentang satu rahasia sukses dalam proses kaderisasi, seperti disebut dalam al Qur’an surat Qs. Ash-Shaff : 2-3,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”  (Qs. Ash-Shaff : 2-3)

Pentingnya kaderisasi

Seorang pemimpin organisasi, ormas, atau dalam bidang pemerintahan sekalipun seharusnya merasa khawatir jika kelak organisasi yang dipimpinnya dilanjutkan oleh para kader yang lemah. Ayat al Qur’an berikut ini memang dinisbatkan kepada para orang tua, tapi bisa saja diqiyaskan untuk para pengkader atau para pemimpin senior organisasi agar menyiapkan kader yang baik sepeninggalnya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Qs. An-Nisa: 9)

Baca Juga:  Al-Fatah Rescue Beri Pembekalan Bantuan Hidup Dasar di SDI As-Shafa Depok

Kaderisasi merupakan kebutuhan vital internal organisasi yang tidak boleh tidak harus dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian di sana. Namun satu yang perlu dipikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya.

Sukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang di kembangkannya. Karena, wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan

Kaderisasi menjadi sangat penting karena memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut. Pertama, melakukan rekrutmen anggota baru. Penanaman awal nilai organisasi agar anggota baru bisa paham dan bergerak menuju tujuan organisasi.

Kedua, menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan anggota. Membina anggota dalam setiap pergerakkannya. Menjaga anggota dalam nilai-nilai organisasi dan memastikan anggota tersebut masih sepaham dan setujuan. Mengembangkan skill dan pengetahuan anggota agar semakin kontributif.

Ketiga, menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai pembinaan dan pengembangan aktif. Kaderisasi akan gagal ketika potensi anggota mati dan anggota tidak terberdayakan.

Keempat, mengevaluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi. Kaderisasi bisa menjadi evaluator penting organisasi terhadap anggota. Sejauhmana nilai-nilai itu bisa diterima setiap anggota, bagaimana efeknya, dan sebagainya.

Yang jauh lebih penting sebelum mewujudkan minimal empat fungsi kaderisasi di atas, adalah bagaimana terlebih dahulu merancang blue print sumber daya manusia (SDM) yang matang. Jadi, kaderisasi itu penting!(A/RS3/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

 

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.