PERJUANGAN PEMBEBASAN PALESTINA DAN MASJID AL-AQSHA TIDAK BOLEH BERHENTI

Bedah-Buku
Bedah-Buku
Suasana pada acara bedah buku buku Ensiklopedia Mini tentang dan The Forbidden Ceuntry di gedung MUC building, Jakarta. (Foto: Chamid/MINA)

Jakarta, 17 Dzulhijjah 1435/11 Oktober 2014 (MINA)–Ketua Asia Pasific Community For Palestine, Saiful Bahri mengatakan, perjuangan pembebasan rakyat dan Masjid Al-Aqsha tidak boleh berhenti, walaupun Israel dan Palestina sudah melakukan gencatan senjata.

“Isu Palestina tidak boleh mati, faktanya Palestina itu masih dijajah,  sebab itu harus dihidupkan kembali semangat perjuangan tersebut,” kata Saiful kepada Mi’raj Islamic News Agency usai acara bedah buku Ensiklopedia Mini Masjid Al-Aqsha dan The Forbidden Century di gedung MUC, Jakarta, Sabtu.

Saiful mengatakan, Kabah dan Masjidil Haram mendapatkan perlakuan istimewa dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Demikan juga halnya dengan masjid tempat Rasulullah SAW melakukan banyak hal- beribadah, musyawarah, menerima tamu dan membuat majelis ilmu- yang kemudian dikenal dengan Masjid Nabawi- juga mendapatkan kemulian oleh Allah SWT.

“Maka ada masjid ketiga –yang kadang terlupakan untuk disebut- yaitu Masjid Al-Aqsha, yang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT), secara ekspilisit disebut sebagai tujuan dalam perjalanan isra Nabi Muhammad SAWdi dunia, sekaligus sebagai tempat transit sebelum diangkat Allah SWT ke sidratulmuntaha.”

Ia juga mengatakan, secara khusus Allah menyebutkan pula beberapa kali dengan redaksi berdekatan dan hampir semuanya mengarah pada makna “tempat yang diberkahi” atau lafadz-lafadz yang mengindikasikan tanah suci di Palestina, seperti sumpah Allah SWT dalam surat At-Tin dan minyak yang ada dalam surah An-Nur (24): ayat 35.

Ia menambahkan, masjid yang begitu indah dan sangat artistik serta memiliki nilai sejarah dan ideologi yang penting, tak kalah urgensinya untuk disandingkan dengan dua masjid suci lainnya, Masjidil Haram dan Masjid An-nabawi. Bahkan menurut Rasulllah SAW, ketiganya merupakan masjid  yang disarankan untuk dikunjungi.

Asia Pasific Community For Palestine merupakan lembaga tingkat regional Asia Pasifik yang siap membangun networking ke berbagai organisasi-organisasi, LSM khusus, maupun ormas-ormas, kampus, masjid dan mahasiswa yang mempunyai perhatian khusus pada Palestina.

“Acara peluncuran buku ini adalah bertujuan untuk kampanye tentang Palestina, mengajak sebanyak mungkin pihak-pihak yang terlibat, dan juga untuk membangun networking antara fihak-fihak yang sama-sama mendukung perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina,” kata Saiful.

Organisasi yang sudah bergerak sejak tiga tahun lalu ini, juga pernah mengikut GMJ dan menjadi koordinator untuk Indonesia. Selain itu organisasi ini mempunyai hubungan dengan Dirjen Timur Tengah, Dirjen Asia Pasifik dan Dirjen Kerjasama Multilateral, Kementerian Luar Negeri RI.

Buku Ensiklopedia Mini tentang Masjid Al-Aqsha dapat memberikan wawasan lengkap tentang Masjid al-Aqsha, dapat menjadi rujukan untuk perjuangan dan pembelaan terhadap masjid suci ini.

“Masalah Palestina harusnya mendapat perhatian rakyat Indonesia secara umum,” ujar Saiful Bahri.

Pada acara bedah juga dibahas tentang momentum Salahudin Al-Ayubi dapat masuk Masjid Al-Aqsha. Dr. Abdul Muta’ali  tampil sebagai sebagai nara sumber.

Selain kegiatan bedah buku, Organisai Asia Pasific Community For Palestine juga mempunyai kegiatan kajian rutin tentang Palestina dan Masjid Al-Aqsha, festival film dan datang ke kampus-kampus untuk memberi uraian tentang Palestina.

Pada 21 Oktober nanti Asia Pasific Community For Palestine dan Aliansi Internasional akan mengadakan pertemuan Internasional di Istambul, Turki, dihadiri 70 negara, yang akan membahas rekonstruksi .   (L/P010/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0