Baku, 24 Jumadil Akhir 1437/3 April 2016 (MINA) – Pejabat Armenia dan Azerbaijan mengatakan, pertempuran militer kedua negara di sepanjang garis depan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan setidaknya menewaskan 30 tentara dari kedua pihak.
Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pertempuran yang dimulai Sabtu (2/4) malam tersebut.
Azerbaijan mengatakan bahwa pasukan Armenia menewaskan 12 tentara dan menembak jatuh sebuah helikopter.
“Dua belas prajurit Azeri tewas dalam aksi dan helikopter ditembak jatuh oleh pasukan Armenia,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan, juga mengklaim bahwa pasukan Azeri menguasai “dua ketinggian strategis dan desa” di Karabakh. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Sementara itu Presiden Armenia Serzh Sarkisian mengatakan, pasukan Azeri menewaskan 18 tentara etnis-Armenia.
“Dari pihak kami 18 tentara tewas dan sekitar 35 lainnya luka-luka,” kata Presiden Sarkisian dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Namun Presiden tidak menyebutkan, apakah tentara tewas dari militer atau tentara milik pasukan separatis Yerevan yang mendukung pasukan Armenia.
“Pertempuran aktif saat ini sedang berjalan,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan melalui Facebook.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak semua pihak untuk menghentikan tembakan dan menahan diri.
Nagorno-Karabakh telah berada di bawah kendali militer dan separatis Armenia sejak perang antara Armenia dan Azerbaijan berakhir pada 1994.
Juru bicara presiden separatis di kawasan itu, David Babayan mengatakan, pertempuran Sabtu adalah bentrokan terburuk sejak 1994.
Maria Titzian, seorang dosen di Universitas Amerika Armenia, mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa Nagorno-Karabakh adalah satu masalah sudut dunia yang telah lama diabaikan.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Saya pikir sudah waktunya bagi dunia untuk lebih memperhatikan situasi di sini. Ini akan memiliki pengaruh besar pada wilayah yang lebih besar jika masalah ini tidak diselesaikan secara damai,” kata Titzian. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan