Pesantren Al-Fatah Singkawang, Tidak Shalat Duha Dianggap Absen Masuk Sekolah

Foto: Sandi (MINA)
Foto: Sandy (MINA)

Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim, Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah , adalah salah satu dari 20 cabang yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia, antara lain di pulau Kalimantan, Lampung, Jawa dan Maluku. Pondok Pesantren Al-Fatah berpusat di Cileungsi, Bogor.

Pondok Pesantren Al-Fatah Singkawang sudah ada sejak 1990, digagas oleh Muhammad Hasbi Abdullah, namun Yayasan Ponpes atau Madrasah Al-Fatah pertama kali diresmikan pada 2005.

Selain Pondok Pesantren, ada juga Panti Asuhan Al-Amin.

Ponpes Al-Fatah Singkawang terletak tidak jauh dari pusat kota, hanya sekitar lima kilometer. Meskipun begitu, tidak terdengar ingar bingar keramaian kota sehingga sangat efektif dalam proses belajar mengajar.

 

Program Unggulan

Program unggulan yang sudah dicanangkan sejak berdirinya pondok ini adalah mendalami Al-Quran. Pesantren Al-Fatah Singkawang mengedepankan Al-Qur’an dan Sunah, dalam praktek kesehariannya.

Bukan hanya santri tahfidz saja yang menghafal Al-Quran, para santri reguler pun diwajibkan mengaji dan menghafal Al-Qur’an setiap harinya.

Meskipun begitu, Ponpes Al-Fatah juga ada kegiatan belajar mengajar di kelas, secara umum sama seperti yang di dapat di sekolah-sekolah lain.

Karena kurikulum yang diterapkan adalah Al-Quran dan di bawah bimbingan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam langsung, maka ini merupakan kurikulum universal yang tidak pernah lekang oleh perjalanan zaman dan tidak ada batasan ruang. Sistem ini wajib diwarisi oleh ummat Islam sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Atas dasar kerinduan untuk mewujudkan insanul kamil seperti yang pernah dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan para sahabatnya pada 15 abad yang silam, Al-Fatah dalam meletakkan dasar-dasar pendidikannya mengikuti keteladanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu membangun pribadi-pribadi yang baik berlandaskan imtak dan iptek.

Dalam mencapai tujuannya dan dengan didorong rasa tanggung jawab, Yayasan Shuffah Hizbullah (Al-Fatah) berpartisipasi dalam pembenahan dan peningkatan kualitas pendidikan pesantren terpadu, yang memadukan antara kurikulum pesantren salafiyah dengan kurikulum pendidikan nasional.

 

Rutinitas yang Meningkatkan IMTAQ

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah Singkawang,  Syahri Abdullah mewajibkan shalat lima waktu berjamaah di Masjid dan shalat malam berjamaah. Shalat sunah lainnya, seperti shalat sunah rawatib dan Duha juga dilakukan oleh para santri.

Bahkan, shalat Duha selain diwajibkan juga diabsen. Jadi kalau tidak shalat Duha, dianggap tidak hadir sekolah meskipun ia masuk kelas mengikuti pelajaran.

Selain itu, dzikir pagi petang juga dilakukan para santri setelah mengaji. Meskipun tidak diwajibkan, namun para santri rutin mengamalkan puasa Senin Kamis.

Masjid di Ponpes Al-Fatah Singkawang ini selalu penuh, karena selain santri yang wajib shalat berjamaah di Masjid, para masyarakat sekitar juga ikut bergabung.

 

Jalan menuju Madrasah Al-Fatah Singkawang tergenang air. Foto: Sandy (MINA)
Jalan menuju Madrasah Al-Fatah Singkawang tergenang air. Foto: Sandy (MINA)

Banjir Tak Menyurutkan Semangat Menggali Ilmu

Banjir adalah kendala sejak dulu hingga sekarang yang belum terpecahkan pondok ini, belum ada solusinya. Sangat menyedihkan. Pihak yayasan sudah mengajukan permohonan ke pemerintahan Singkawang, namun belum ada jalan penyelesaiannya.

“Kalau banjirnya masih bisa disiasati sekolah tidak diliburkan, tapi kalau sudah parah betul, terpaksa sekolah diliburkan. Biasanya paling lama hingga sepekan,” ujar Syahri.

Biasanya kalau banjir belum terlalu dalam, santri-santri belajarnya tidak di kelas, tapi di Masjid, di rumah-rumah warga komplek ponpes, di Mushola, di Panti Asuhan. Meskipun banjir, namun tidak menyurutkan semangat santri untuk terus menggali ilmu, sehingga para pengajar pun ikut terpacu semangatnya.

Tapi belajar di luar kelas ini membuat programnya jadi berantakan, sehingga pihak yayasan lebih memilih meliburkan sekolah. Banjir biasanya hingga lutut dan di dalam kelas hingga setengah betis, itu tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

 

Para santri latihan karate di halaman Madrasah. Foto: Sandi (MINA)
Para santri latihan karate di halaman Madrasah. Foto: Sandy(MINA)

Prestasi Mengharumkan dan Membanggakan

Anak-anak tahfidz dari pondok pesantren Al-Fatah banyak  mengikuti MTQ di daerah-daerah. Daerah-daerah luar Singkawang biasanya merekrut santri-santri ponpes Al-Fatah untuk mewakili daerahnya dalam mengikuti MTQ. “Kadang kami kehabisan stok santri,” ujar Pimpinan Ponpes kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Selain itu, prestasi lainnya seperti lomba cerdas cermat, olahraga, karate para santri sudah sering mendapatkan juara.

Bulan Ramadhan tahun ini, Ponpes Al-Fatah Singkawang diminta oleh masyarakat Muslim Australia untuk mengirimkan santri hafidz untuk menjadi imam shalat tarawih di sana. Jika ini berhasil, insya Allah program tersebut akan terus berlanjut setiap tahun.

Prestasi-prestasi yang membanggakan inilah yang terus mengharumkan nama Al-Fatah Singkawang. (L/P006/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Fauziah Al Hakim

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.