PGRI Dukung Program Penguatan Pendidikan Karakter

Jakarta, 19 Syawwal 1438/13 Juli 2017 (MINA) – Persatuan Guru Republik Indonesia () mendukung program penguatan (PPK) yang saat ini tengah dilaksanakan pemerintah.

Ketua Umum Pengurus Besar PGRI (PB PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, pihaknya juga siap membantu pemerintah merumuskan solusi terbaik jika ada masalah dalam implementasi PPK.

“Kita sangat mendukung implementasi penguatan pendidikan karakter ini, jika ada masalah implementasinya kita siap turut serta merumuskan solusi terbaik. PGRI ingin menjadi bagian dari solusi tersebut,” kata Unifah Rosyidi dalam acara halalbihalal PB PGRI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), di Gedung Guru Jakarta Pusat, Kamis (13/7).

Dalam keterangan pers Kemdikbud yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), menyatakan kegembiraannya dengan dukungan PGRI tersebut. Mendikbud menyebut Kemendikbud dengan PGRI adalah mitra, yang harus sering berdialog untuk mencari solusi terbaik pada masalah-masalah pendidikan di Indonesia.

“Wajar kalau sesekali berbeda pendapat, yang penting kalau keduanya berangkat dari niat baik pasti ada solusi terbaik,” ujar Muhadjir.

Ia mengatakan PPK semata-mata menerjemahkan visi misi kabinet kerja di bidang pendidikan yang tertuang dalam Nawa Cita.

“Saya diperintah Bapak Presiden untuk merealisasikan program penguatan pendidikan karakter di mana pada jenjang pendidikan dasar harus 70% porsi pendidikan karakternya,” tuturnya.

Untuk menyukseskan PPK, dibutuhkan komitmen guru sebagai ujung tombak proses belajar mengajar di satuan pendidikan, untuk bekerja keras memajukan pendidikan. Mendikbud mengajak guru dan PGRI menyukseskan PPK untuk masa depan anak-anak Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud kembali menegaskan, Kemendikbud tidak pernah menggagas program .

“Yang kita punya itu program PPK, penguatan pendidikan karakter. Sudah kita hitung kalau hari sekolah itu dimampatkan dari enam menjadi lima hari, per harinya hanya ada penambahan satu jam 20 menit saja untuk intrakurikuler,” ujar Mendikbud.

“Jadi tidak benar siswa akan belajar selama delapan jam sehari di kelas, namun akan lebih banyak kegiatan di luar kelas termasuk belajar di madrasah diniyah atau sumber belajar lainnya,” tambahnya. (T/R05/RS2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.