Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PRESIDEN TUNISIA UMUMKAN NEGARA DALAM “KEADAAN PERANG”

Rudi Hendrik - Ahad, 5 Juli 2015 - 13:08 WIB

Ahad, 5 Juli 2015 - 13:08 WIB

537 Views

Polisi Tunisia berpatroli di tempat wisata pantai di kota Sousse, Tunisia timur. (Foto: AA)

TUNISIA-300x169.jpg" alt="Polisi Tunisia berpatroli di tempat wisata pantai di kota Sousse, Tunisia timur. (Foto: AA)" width="300" height="169" /> Polisi Tunisia berpatroli di tempat wisata pantai di kota Sousse, Tunisia timur. (Foto: dok. Al Jazeera)

Tunis, 18 Ramadhan 1436/5 Juli 2015 (MINA) – tunisia/">Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi telah mengumumkan “keadaan darurat” setelah serangan baru-baru ini di sebuah hotel pantai yang menewaskan 38 orang asing.

Essebsi mengatakan, Sabtu , teror yang terus mengancam membuat negara dalam “keadaan perang”, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Serangan Jumat pada 26 Juni di pantai terkenal kota Sousse, terjadi setelah tiga bulan terjadi serangan sejenis di Museum Nasional Bardo di Tunis yang juga menewaskan 22 orang, 19 di antaranya turis asing.

“Karena risiko terorisme, konteks regional, dan penyebaran terorisme, kami telah mengumumkan keadaan darurat,” kata Essebsi dalam pidato televisinya.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

“Ancaman yang terus kita hadapi membuat negara ini dalam keadaan perang, di mana kita harus menggunakan semua langkah yang diperlukan,” tambahnya.

Keadaan darurat sebelumnya dicabut pada Maret 2014 yang telah diberlakukan sejak lama  oleh mantan Presiden Zine El Abidine Ben Ali yang digulingkan dalam revolusi 2011.

Kondisi darurat terbaru terjadi saat beberapa pejabat Tunisia, termasuk Gubernur Sousse, dipecat setelah pembantaian di pantai, seorang pembantu Perdana Menteri mengatakan pada Sabtu.

Tunisia telah menghadapi gelombang kekerasan sejak revolusi di mana puluhan polisi dan tentara tewas sejak itu.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Pada hari Jumat, Perdana Menteri Habib Essid mengakui, polisi terlalu lama menanggapi serangan pekan lalu yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata 23 tahun.

Kelompok Islamic State (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan oleh Seifeddine Rezgui menggunakan senapan serbu Kalashnikov.

Selain 30 warga Inggris yang tewas, tiga warga Irlandia, dua Jerman, satu Belgia, satu Portugis dan satu Rusia juga tewas.

Pada Kamis (1/7), Tunisia mengumumkan telah menangkap delapan orang, termasuk seorang wanita, yang diduga memiliki “hubungan langsung” dalam rencana serangan di pantai. (T/P001/P2)

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Afrika
Palestina
Dunia Islam