Program Dapur Sup Muslim Beri Pengungsi Afganistan di AS Rasa Seperti di Rumah

New York, MINA – Melarikan diri dari rumah mereka, banyak yang menetap di AS biasanya berjuang untuk beradaptasi dengan budaya baru.

Dikutip dari AboutIslam, bagi mereka, menyiapkan masakan asli adalah salah satu cara dapat menemukan kenyamanan di tanah asing, mempertahankan adat istiadat mereka, berhubungan kembali dengan masa lalu mereka, dan melestarikan identitas.

Untuk memberikan rasa seperti rumah bagi para pengungsi, sekitar 100 sukarelawan dengan Proyek Dapur Sup Muslim di Albany, New York, telah menyiapkan dan mengantarkan makanan untuk para pengungsi.

“Kami memiliki komunitas Muslim di sini, dan kami hanya ingin terlibat dengan mereka, menjalin hubungan dengan mereka dan kemudian membantu mereka,” kata Meme Zin, yang telah mengoordinasikan program pekanan sejak dimulai pada November, Times Union melaporkan.

Baca Juga:  Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Lampung Timur Gelar Tabligh Akbar

Dapur Sup Muslim menyediakan makanan untuk para pengungsi yang saat ini tinggal di sebuah hotel di Albany, saat mereka menunggu pilihan tempat tinggal yang lebih permanen.

Sebagian besar sukarelawan itu datang ke Albany sebagai pengungsi dari Burma pada awal 2000-an. Mereka melihat diri mereka pada pendatang baru Afghanistan yang tiba di Albany.

“Di Burma, kami memiliki seorang diktator yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah,” kata Khin Maung Oo, yang datang ke AS pada tahun 2001.

“Jadi kami merasakan apa yang mereka rasakan,” ujarnya.

Biasanya, para relawan mencoba memasak masakan Afganistan, seperti biryani, kaki ayam panggang, dan salad buncis.

“Agar mereka bisa merasa nyaman, seperti di rumah,” kata Rafeena Muthuvappa, seorang relawan Dapur Sup Muslim.

Baca Juga:  Kabar RS Indonesia di Gaza Beroperasi Lagi Ramai di Medsos

“Orang-orang ini bepergian selama berapa jam, berapa hari, berapa bulan? Jadi, paling tidak yang bisa kita lakukan untuk mereka adalah memasak makanan yang mereka sukai,” tambahnya.

Dengan kedatangan para pengungsi, beberapa kelompok Muslim telah memimpin upaya untuk membantu para pengungsi di rumah baru mereka.

Bulan lalu, Asosiasi Segitiga Ibu Muslim Amerika (TAMAM) meluncurkan program clothing drive untuk menyediakan pakaian lengan panjang atau longgar untuk wanita Afghanistan.

Pada bulan September 2021, orang-orang Indiana menyumbangkan ratusan sajadah, sumbangan pakaian dan produk kebersihan pribadi kepada para pengungsi Afghanistan. Mereka percaya bahwa doa adalah hubungan dengan Tuhan yang dibutuhkan semua orang di saat-saat sulit. (T/R7/P1)

Baca Juga:  Pemerintah Percepat Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.