Al-Quds, MINA – Sekelompok Rabi (tokoh agama) Yahudi di Kota Al-Quds mengajukan petisi melawan pemerintah Israel untuk menghentikan pasokan senjata ke pihak militer Myanmar.
“Rabi memiliki kewajiban moral untuk membuat suaranya didengar dalam situasi moral seperti ini,” ujar Rabbi Dov Peretz Elkins dalam pernyatannya,seperti dirilis Al-Jazeera.
Seruan yang disebut sebagai ‘Petisi dari T’ruah’ mendesak pemerintah Israel dan AS untuk berhenti memasok senjata ke pemerintah Myanmar.
“Sebagai warga negara Amerika Serikat dan sebagai orang Yahudi, kami menolak untuk menerima keterlibatan AS atau Israel dalam pelatihan atau mempersenjatai militer yang melakukan pembersihan etnis brutal terhadap populasi minoritas,” petisi tersebut berbunyi.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Ratusan rabi Yahudi tercatat telah menandatangani petisi tersebut.
“Banyak dari kita merasa tidak berdaya melakukan sesuatu dalam menghadapi apa yang sedang terjadi,” Rabbi Rachel Kahn-Trosterso, seorang direktur di T’ruah.
Menurutnya, seruan menjadi bagian dari solidaritas hak asasi mansia dan mengikuti suara moral rabbi untuk hal yang sangat penting.
Sejumlah kelompok HAM Israel-Palestina baru-baru ini dibentuk untuk membela Rohingya, termasuk Aliansi Keprihatinan Yahudi untuk Burma JACOB (The Jewish Alliance of Concern Over Burma).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
JACOB didirikan oleh Rabbi Simkha Weintraub dan aktivis kemanusiaan Adem Carroll, yang beragama Islam.
Pekerjaan mereka melibatkan peningkatan kesadaran dan mendorong perubahan kebijakan.
“Karena Rohingya hanya memiliki sedikit anggota di AS, mereka benar-benar perlu suaranya didengar di sini,” kata Carroll.
Maha Elgenaidi, pendiri Islamic Networks Group, seorang nirlaba AS yang fokus pada dialog antaragama, mengatakan “sangat membesarkan hati” mendengar anggota masyarakat Yahudi membela Rohingya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dia telah bekerja untuk memperbaiki hubungan Yahudi-Muslim selama 15 tahun terakhir, dan mencatat bahwa solidaritas antara kedua komunitas tersebut telah secara bertahap bangkit. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama